Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Litbang "Kompas": "Undecided Voters" Umumnya dari Kelas Menengah Atas

Kompas.com - 10/02/2017, 09:28 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei Litbang Kompas memperlihatkan bahwa jumlah responden yang belum menentukan pilihannya (undecided voters) sebanyak 7,1 persen.

Dilihat dari karakternya, undecided voters umumnya berasal dari kelompok pemilih sosial ekonomi menengah atas dan berpendidikan tinggi yang dihadapkan pada pergulatan pilihan: apakah lebih mengutamakan aspek rasional atau aspek emosional dan sosiologis.

Jika ditelusuri lebih lanjut, dari kelompok pemilih yang belum menentukan pilihannya itu, mayoritas berasal dari kelompok pemilih dengan latar belakang sosial ekonomi menengah ke atas, berpendidikan tinggi, dan mengaku pendukung PDI-P, Demokrat, Golkar, Gerindra, dan beberapa partai lain.

Jumlah undecided voters itu terdiri dari 5,3 persen merupakan warga dengan kelas sosial ekonomi bawah, 66,7 persen kelas menengah, dan 28 persen kelas atas.

Dari sisi pendidikan, karakteristik undecided voters yang berpendidikan rendah ada 17,5 persen, pendidikan menengah 54,4 persen, dan pendidikan atas 28,1 persen. Kelompok ini antusias mengikuti isu-isu pilkada dan 42,1 persen di antaranya mengikuti dan menonton penuh acara dua kali debat publik yang digelar KPU DKI Jakarta.

Kelompok itu cenderung akan menentukan pilihan hingga mendekati hari pencoblosan. Bagi ketiga pasangan calon, kelompok ini menjadi peluang meningkatkan proporsi dukungan.

Undecided voters akan menjadi salah satu kategori pemilih yang diperebutkan ketiga pasangan calon menjelang pencoblosan 15 Februari 2017. (Baca: Survei Litbang "Kompas": Kemantapan Pemilih Agus 62%, Ahok 85%, Anies 77% )

Jika melihat karakteristik pemilih ini yang banyak dari kelas menengah atas, pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandi lebih berpeluang mencuri perhatian kelompok ini. Namun, pasangan Agus-Sylvi yang banyak didukung kelas bawah juga tetap berpeluang mendapat limpahan suara.

Karakter pemilih yang berpendidikan tinggi dan kelas sosial atas akan lebih memperhatikan isu-isu yang berkembang di sekitar perhelatan pilkada. Debat publik terakhir Pilkada DKI Jakarta pada malam ini akan menjadi media pertarungan setiap calon untuk merebut simpati kelompok pemilih yang belum menentukan pilihan tersebut. (Baca: Survei Litbang "Kompas": Debat Pamungkas Jadi Penentu)

Berdasarkan survei Litbang Kompas ini, elektabilitas Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni 28,2 persen, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat 36,2 persen, dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno memiliki elektabilitas 28,5 persen.

Survei Litbang Kompas ini dilakukan pada 28 Januari-4 Februari 2017 secara tatap muka terhadap 804 responden minimal berusia 17 tahun yang tersebar di enam kota/kabupaten di Jakarta.

Responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis dari daftar pemilih tetap (DPT) DKI Jakarta. Survei menggunakan metode ini pada tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error (nirpencuplikan penelitian) lebih kurang 3,46 persen. Meskipun demikian, kesalahan di luar pencuplikan dimungkinkan terjadi. (LITBANG KOMPAS)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 10 Februari 2017, di halaman 5 dengan judul "Potensi Perubahan Konfigurasi Dukungan".

Kompas TV Kejadian Unik dan Lucu di Debat Putaran Kedua Cagub Dki Jakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com