Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Terminal Depok Terkendala Sengketa Lahan Kemenhub dan PT KAI

Kompas.com - 10/02/2017, 10:17 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Tak kunjung dimulainya pembangunan terminal terpadu di Terminal Depok disebabkan adanya sengketa lahan antara PT KAI dan Kementerian Perhubungan. Lahan yang tengah disengketakan adalah lahan di sisi timur Stasiun Depok Baru.

Proyek pembangunan terminal terpadu di Terminal Depok dikerjakan oleh PT Andika Investa dengan nilai investasi sebesar Rp 1,3 Triliun.

"PT KAI mengklaim lahan disebelah timur Stasiun Depok Baru sebagai lahan miliknya. Sedangkan informasi yang kami peroleh dari BPN (Badan Pertanahan Nasional), lahan itu milik Kemenhub," kata juru bicara PT Andika Investa, Muttaqin kepada Kompas.com, Jumat (10/2/2017).

Muttaqin menjelaskan, jika tak ada sengketa, lahan di sisi timur Stasiun Depok Baru rencananya akan digunakan untuk terminal sementara selama berlangsungnya proyek pembangunan stasiun terpadu.

Menurut Muttaqin, Pemerintah Kota Depok sudah mendapatkan izin dari Kemenhub dan Kementerian Keuangan untuk peminjaman lahan tersebut selama dua tahun.

"Lahan dipinjam karena pelayanan terminal tidak boleh berhenti," ujar Muttaqien.

Alsadad Rudi Semak belukar yang tumbuh di area pembangunan terminal terpadu di Terminal Depok, Rabu (8/2/2017).
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok Gandara Budiana mengatakan, pembangunan terminal seharusnya sudah dimulai sejak tahun 2015.

"Seharusnya begitu IMB diterima sudah bisa dimulai secara bertahap. Mana saja yang bisa dikerjakan," kata Gandara.

Sampai berita ini diturunkan, Kompas.com masih berupaya mengkonfirmasi adanya sengketa lahan ini baik ke Kemenhub dan PT KAI. Lokasi Terminal Depok sangat strategis. (Baca: Dua Tahun Tak Tergarap, Lahan Terminal Depok Dipenuhi Belukar)

Selain berada di Jalan Margonda yang merupakan jalan utama di Depok, terminal juga berdekatan dengan stasiun dan pusat perbelanjaan. Kondisi ini yang menjadi pertimbangan untuk menjadikan terminal tersebut sebagai terminal terpadu.

Dalam perencanaan yang ada, Terminal Depok nantinya akan menyatu dengan Stasiun Depok Baru yang ada di belakangnya. Di lokasi terminal nantinya juga akan dilengkapi dengan pusat grosir, hotel dan apartemen.

Namun hingga saat ini, tak ada tanda-tanda adanya kegiatan proyek. Padahal, lahan yang akan dijadikan terminal terpadu sudah disterilkan dari kios-kios pedagang sejak Oktober 2014.

Saat menyambangi lokasi pada Rabu (8/2/2017), Kompas.com mengamati semak belukar tumbuh di hampir seluruh area yang akan dibangun terminal terpadu. Lokasi area yang akan dibangun terminal terpadu diberi pagar beton setinggi sekitar dua meter.

Kompas TV KAI: Tiket Udah Ludes dari 2 Minggu Lalu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com