JAKARTA, KOMPAS.com - Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono mengatakan, pekan depan pihaknya akan memanggil mantan Ketua Komisi Pemberantansan Korupsi (KPK) Antasari Azhar terkait tindak lanjut laporan Antasari pada tahun 2011.
"Jadi untuk perkembangan kasus Pak Antasari ini masih dalam tahap penyelidikan dan kami sudah memeriksa pelapornya, sudah kami periksa, dan selanjutnya minggu depan kami akan panggil Pak Antasari," kata Argo di Mapolda Metro Jaya, Jumat (10/2/2017).
Argo mengatakan, sebelumnya pelapor yakni kuasa hukum Antasari, Masayu Donny Kertopati telah diperiksa.
Pada 25 Agustus 2011, Masayu melaporkan "dugaan teror dengan cara mengirimkan SMS gelap" pada sekitar bulan Februari 2011, sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 35 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Informasi dan Teknologi.
Tanda bukti lapor (TBL) laporan itu tercatat bernomor TBL/345/VIII/2011/Bareskrim. Adapun laporan polisi itu teregistrasi dengan nomor LP/555/VII/2011/Bareskrim tertanggal 25 Agustus 2011. Laporannya ditangani Polda Metro Jaya.
"Kami panggil enggak datang. Panggilan kedua baru datang, baru kami periksa," kata Argo.
Lihat: Ini Kesulitan Polri Usut Kasus Dugaan SMS Palsu Antasari ke Nasrudin
Laporan yang mandek sejak 2011 itu telah dua kali diajukan praperadilannya. Namun ditolak di pengadilan.
Argo mengatakan, pihaknya terkendala dengan minimnya bukti permulaam untuk mengusut kasus itu.
Baca: Mengingat-ingat Laporan Antasari soal SMS Ancaman ke Nasrudin...
Antasari baru saja bebas dari penjara, setelah mendapatkan grasi dari Presiden Joko Widodo. Ia divonis 18 tahun penjara dalam kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen, bos PT Putra Rajawali Bantaran.
Mantan Ketua KPK era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu tetap pada pendiriannya bahwa dia tidak terlibat dalam pembunuhan itu. Segala upaya bandingnya gagal. Namun Presiden Joko Widodo akhirnya mengeluarkan grasi pada 23 Januari 2017 dan dia dinyatakan bebas.
Meski demikian, Antasari tetap ingin mencari keadilan. Ada hal-hal dalam perkara itu yang dirasanya belum tuntas, yakni otak aksi dalam perkara yang dituduhkan kepada dirinya belum terungkap.
Salah satu pintu masuknya adalah dengan meminta polisi mengusut laporan mengenai SMS ancaman itu. Pengusutan siapa yang sebenarnya yang mengirim SMS ke ponsel Nasrudin itu disebut-sebut akan menguak otak yang sebenarnya dalam kasus pembunuhan tersebut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.