Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah di Balik Batu Nisan Megah di Museum Taman Prasasti

Kompas.com - 13/02/2017, 06:30 WIB
Cahyu Cantika Amiranti

Penulis

Pengunjung juga akan melihat batu nisan berbentuk seperti tugu monumen. Dibuat oleh arsitek dari New York bernama R. E. Launitz, batu nisan ini merupakan milik Direktur Jenderal Finansial Hindia Belanda bernama L. Launy.

Selain itu, juga terdapat batu nisan berbentuk seperti tembok besar dengan kepala tengkorak tertancap di atasnya. Batu nisan ini merupakan replika dari tembok peringatan yang dulu ada di daerah Pangeran Jayakarta, Jakarta Pusat.

Tembok tersebut dibangun untuk memperingati mendiang R. Bervelt. Dia adalah orang Belanda keturunan Jerman Siam yang menjadi pemberontak pemerintah dan ingin melakukan pembunuhan massal saat malam tahun baru.

"Namun, rencananya telanjur ketahuan oleh pemerintah Belanda. Akhirnya dia dihukum dengan ditarik tubuhnya oleh empat ekor kuda," ujar Eko.

Kemudian, lanjut Eko, dibangun tembok di tempat Brevelt tewas untuk memberi peringatan kepada pemberontak lain bahwa mereka akan mendapat hukuman yang sama jika melakukan pemberontakan. Pemerintah Belanda juga melarang masyarakat untuk membangun apapun di sekitar tanah tempat tembok tersebut berdiri.

Selain itu, pengunjung juga akan melihat patung laki-laki berwarna cokelat. Konon, menurut Eko, itu adalah patung seorang pastur yang mendirikan yayasan Vincentius di Jakarta.

Masih terdapat beberapa tokoh penting lain yang terdapat batu nisannya di sana. Salah satunya adalah Dr. H. F. Roll yang merupakan kepala sekolah Dokter Jawa—kemudian berganti nama jadi STOVIA lalu berubah menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

"Dia ketika menjadi kepala sekolah memiliki ide untuk meningkatkan pendidikan agar lulusan sekolah Dokter Jawa bisa langsung menjadi dokter," ucap Eko.

Lalu, terdapat batu nisan milik Gubernur VOC terakhir, Gerardus van Overstraten. Arsitek gereja Katedral Jakarta Pusat, Marius Hulswit juga ada batu nisannya di Museum Taman Prasasti.

Panglima Perang Belanda, J. H. R. Kohler juga ada batu nisannya di museum tersebut. Dia tewas di Masjid Baiturrahman Aceh saat hendak menyerang Aceh. Jenazahnya pun sekarang dimakamkan di Aceh.

Cahyu Cantika Amiranti Patung dan nisan Soe Hok Gie di Museum Taman Prasasti.
Tokoh Indonesia pun terdapat batu nisannya di sana. Mereka adalah Soe Hok Gie dan selebritis pada 1930an, Misreboet.

Setelah puas berkeliling melihat batu-batu nisan, pengunjung akan kembali ke arah pintu masuk awal. Sebelum keluar, pengunjung akan melihat tulisan Belanda yang memiliki arti "Seperti Anda sekarang, demikianlah aku sebelumnya. Seperti aku sekarang, demikianlah juga Anda kelak".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diberi Mandat Maju Pilkada DKI 2024, Ahmed Zaki Disebut Sudah Mulai Blusukan

Diberi Mandat Maju Pilkada DKI 2024, Ahmed Zaki Disebut Sudah Mulai Blusukan

Megapolitan
Polisi Tangkap 4 Remaja yang Tawuran di Bekasi, Pelaku Bawa Busur dan Anak Panah

Polisi Tangkap 4 Remaja yang Tawuran di Bekasi, Pelaku Bawa Busur dan Anak Panah

Megapolitan
Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Cerita Lupi Tukang Ojek Sampan Didera Perasaan Bersalah karena Tak Mampu Biayai Kuliah Anak

Megapolitan
Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Berniat Melanjutkan Studi ke Filipina, Ratusan Calon Mahasiswa S3 Malah Kena Tipu Puluhan Juta Rupiah

Megapolitan
MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

MRT Lanjut sampai Tangsel, Wali Kota Benyamin: Diharapkan Segera Terealisasi

Megapolitan
Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com