Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kesulitan dalam Mengungkap Politik Uang

Kompas.com - 13/02/2017, 17:15 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Koordinator Komite Pemilih Indonesia, Jerry Sumampouw, mengatakan ada lima kesulitan yang sering ditemukan dalam upaya membuktikan politik uang. Adapun politik uang dia sebut sebagai kejahatan yang sering terjadi pada masa pemilihan umum atau pemilihan kepala daerah (pilkada).

Kesulitan pertama dalam mengungkap praktik politik uang, kata Jerry, adalah pelaku yang bukan berasal dari tim pemenangan resmi pasangan calon.

"Jadi kalau pun tertangkap tangan, dia bisa berkilah bukan tim sukses kita, karena namanya tak ada dalam daftar timses," kata Jerry, di kantor Partai Solidaritas Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (13/2/2017).

(Baca: PSI Janji Berikan Rp 20 Juta untuk Laporan Politik Uang yang Terbukti)

Dengan demikian, temuan politik uang tak mudah dilibatkan dengan pasangan calon sehingga sanksi tak bisa langsung diberikan kepada paslon.

Kesulitan kedua adalah rendahnya partisipasi masyarakat dalam melaporkan politik uang.

"Kalau tidak pernah dilaporkan, memang repot, apalagi kalau panwas atau Bawaslu tak menemukan secara langsung," ujar Jerry.

(Baca: Bawaslu Diminta Peka dengan Ragam Politik Uang)

Kesulitan ketiga, kata Jerry, adalah silang pendapat instansi di sentra penegakan hukum terpadu, yang terdiri dari Bawaslu, kepolisian, dan kejaksaan.

"Kadang-kadang diskusi di antara mereka (kasus) kadaluarsalah, karena (maksimal penangan) butuh 14 hari kan. Ini jadi satu soal," ucap dia.

Lalu keempat, adalah sulitnya pembuktian karena jarang ada warga yang bersedia menjadi saksi terkait kasus dugaan politik uang. Selama ini warga hanya hanya datang memberikan laporan ke panwaslu tetapi tidak mengikuti proses selanjutnya.

"Ketika dia mau jadi saksi belum tentu mau, karena risiko panjang. Kami tahu perlindungan saksi di Indonesia masih kurang," kata Jerry.

Kesulitan terakhir adalah definisi dari politik uang saat di pengadilan.

"Belum lagi kasus di pengadilan apakah ini kampanye politik uang atau biaya politik," kata Jerry.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com