Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebar Brosur "Black Campaign" di Jakbar Sama dengan yang di Jaktim

Kompas.com - 13/02/2017, 17:57 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Jakarta Barat memanggil Novi alias Edo yang menyebarkan brosur berisi black campaign terhadap pasangan cagub-cawagub nomor pemilihan tiga DKI Jakarta, Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Ia dipanggil untuk dimintai klarifikasi pada Senin (13/2/2017) sore.

Dari tangan Edo, Panwaslu Jakarta Barat menyita lima jenis brosur dengan total sekitar 900.000 eksemplar.

Ketua Panwaslu Jakarta Barat Puadi mengatakan, Edo mempunyai kaitan dengan penyebar black campaign di Matraman, Jakarta Timur, dan Kelapa Gading, Jakarta Barat, pada Rabu (8/2/2017).

"Pastinya ini ada hubungannya. Yang di Jakarta Timur dan Jakarta Utara kami cross check model brosurnya sama, hanya kuantitasnya lebih banyak di Jakarta Barat," ujar Puadi di Kantor Panwaslu Jakarta Barat, Jalan Kebon Jeruk Raya, Senin.

(Baca juga: Selain Brosur "Black Campaign" terhadap Anies-Sandi, Panwaslu Temukan Brosur Ini...)

Saat dilaporkan oleh warga sekitar, lanjut Puadi, brosur-brosur tersebut baru sampai di rumah kontrakan Edo.

Pelapor melaporkan temuan brosur-brosur tersebut pada Jumat (10/2/2017) malam. Panwaslu Jakarta Barat kemudian menyita brosur tersebut pada Sabtu (11/2/2017) pagi.

"Brosur ini baru datang dari pen-supply, masuk ke rumah kontrakan, kemudian laporan tersebut dilaporkan dan dibawa ke panwaskota di Jakarta Barat," kata dia.

Selain meminta keterangan Edo, Panwaslu Jakarta Barat juga meminta keterangan dari tiga orang pelapor, pemilik kontrakan yang ditempati Edo, pengawas tingkat kelurahan, dan panwascam.

"Hari ini baru kami mintai klarifikasi atas nama Pak Novi alias Edo, nanti kami minta keterangan berapa besar (biaya jasa), lokasi mana saja, siapa di balik Novi ini untuk melakukan penyebaran," ucap Puadi.

Hingga pukul 17.00 WIB, Edo masih dimintai keterangan di bawah sumpah di Kantor Panwaslu Jakarta Barat.

Pantauan Kompas.com, saat Edo tiba, dia merupakan orang yang sama yang ditemui Kompas.com pada Kamis (9/2/2017) di Kantor Panwaslu Jakarta Timur.

Saat itu, Edo dimintai keterangan oleh Panwaslu Jakarta Timur terkait penyebaran brosur di Matraman.

(Baca juga: Panwaslu Sita 900.000 Brosur "Black Campaign" terhadap Anies-Sandi )

Kepada Kompas.com, Edo mengaku sebagai penyedia jasa sebar brosur dan menerima 60.000 eksemplar brosur untuk disebarkan di wilayah Rawamangun dan Matraman.

Biaya jasa yang disepakati antara dia dan pengguna jasa bernama Doni, yakni Rp 10 juta.

Namun, Edo mengaku tidak mengenal Doni itu karena tidak pernah bertemu langsung. Edo juga mengaku telah menghubungi Doni, tetapi nomor ponselnya tidak aktif.

Kompas TV Kurang dari seminggu jelang pemungutan suara, beragam jurus pamungkas sudah dikeluarkan mereka yang akan bertarung di pilkada Jakarta. Masa kampanye yang tersisa 3 hari lagi tak disia-siakan para paslon untuk menarik simpati pemilih. Pasangan nomor urut satu, Agus Harimurti dan Sylviana Murni memilih menghabiskan waktu menghadiri Istigasah Forum Lembaga Dakwah di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Dalam kesempatan ini, Agus juga ikut berkomentar dan menyayangkan black campaign dan fitnah yang menyasar pada dirinya. Pada waktu yang sama, calon gubernur petahana nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama dan pasangannya Djarot Saiful Hidayat memilih blusukan ke Cakung, Jakarta Timur. Banjir akibat tidak adanya saluran air yang memadai jadi sorotan Ahok-Djarot dalam blusukan kali ini. Dalam kesempatan itu, pasangan ini juga sekaligus meminta restu warga agar bisa kembali memimpin Jakarta dan pilkada Jakarta berjalan sejuk dan aman. Sementara, Anies Baswedan yang merupakan calon nomor urut tiga mengisi kampanyenya dengan kaum difabel. Ketika ditanya terkait perubahan dukungan dari PKB Jakarta Selatan terhadap dirinya, Anies menyatakan itu adalah amanah yang akan dijaga. Padahal secara resmi, PKB sebelumnya telah solid mendukung pasangan nomor urut satu Agus Sylvi. Apapun strategi yang mereka lakukan untuk memaksimalkan sisa masa kampanyenya, yang pasti menjaga situasi politik dan menciptakan pilkada yang damai bisa jadi strategi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

BPBD DKI: Banjir yang Rendam Jakarta sejak Kamis Pagi Sudah Surut

Megapolitan
Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Maju Mundur Kenaikan Tarif Transjakarta, Wacana Harga Tiket yang Tak Lagi Rp 3.500

Megapolitan
Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu 'Video Call' Setiap Hari?

Mengapa Penjaga Warung Madura Selalu "Video Call" Setiap Hari?

Megapolitan
Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Gara-gara Masalah Asmara, Remaja di Koja Dianiaya Mantan Sang Pacar

Megapolitan
Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Pendatang Usai Lebaran Berkurang, Magnet Jakarta Kini Tak Sekuat Dulu

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Pendaftaran Cagub Independen Jakarta Dibuka 5 Mei 2024, Syaratnya 618.750 KTP Pendukung

Megapolitan
Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Megapolitan
Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Megapolitan
Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Megapolitan
Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk Se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Megapolitan
KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

Megapolitan
Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Megapolitan
Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan 'Live' Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan "Live" Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Megapolitan
Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com