Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancaman Banjir Rob Meningkat, Tanggul Raksasa Mendesak Diselesaikan

Kompas.com - 17/02/2017, 12:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Banjir air laut (rob) yang terjadi akhir pekan lalu di sejumlah wilayah di Jakarta Utara dinilai sudah sangat mengkhawatirkan.  Salah satu objek strategis yang terkena banjir rob adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Muara Karang di Jakarta Utara.

Pembangkit berkapasitas 7.900 GWh per tahun tersebut merupakan bagian sistem interkoneksi Jawa-Bali yang memasok energi untuk Jakarta, termasuk berbagai objek penting seperti Istana Negara dan Gedung MPR/DPR.

Ancaman banjir rob akan terus membesar dan tidak bisa dibiarkan.

"Pembangunan Tanggul Laut Tahap A sudah mendesak jika kita tidak ingin obyek-obyek vital di Jakarta tenggelam. Ini harusnya sudah 10 tahun lalu dilakukan,” tegas Emmy Hafid, mantan aktivis Greenpeace, saat dihubungi di Jakarta, beberapa hari lalu.

Banjir rob di wilayah Jakarta kian meninggi lantaran permukaan tanah terus turun akibat penggunaan air tanah yang berlebihan. Setiap tahun, muka tanah di Pantai Utara (Pantura) Jakarta turun rata-rata 8 sentimeter, bahkan di beberapa lokasi mencapai 17 sentimeter. Akibatnya, Jakarta terancam banjir rob di setiap terjadi pasang air laut pada masa bulan purnama.

Ancaman Jakarta tenggelam semakin besar jika banjir rob disertai dampak pemanasan global yang menaikkan permukaan air laut. Berdasarkan simulasi yang pernah dilakukan, dalam lima hingga sepuluh  tahun ke depan Teluk Jakarta akan menjadi kawasan yang harus ditinggalkan (abandoned) jika pemerintah tak melakukan langkah adaptasi yang cepat.

Tanggul Laut Tahap A merupakan tahap pertama dari tiga tahap dalam Proyek Pengembangan Terpadu Pesisir Ibukota Negara atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD), yang dulu dikenal sebagai Tanggul Laut Raksasa.

Pengembangan Tanggul Laut Tahap A yang berbarengan dengan reklamasi 17 pulau akan membuat proyek ini berjalan efektif di tengah keterbatasan dana pemerintah.

Pemerintah menghitung proyek NCICD membutuhkan dana 40 miliar dollar AS. Jumlah ini belum termasuk biaya perbaikan lingkungan Teluk Jakarta akibat pencemaran logam berat dan upaya pemerintah mempertahankan permukaan air tanah agar tidak terus turun.

Menurut Emmy, beberapa rencana pemerintah untuk menyelamatkan Teluk Jakarta selain membangun tanggul antara lain mendorong penggunaan air PAM untuk mengurangi eksploitasi air tanah, pembangunan waduk sebagai sumber air tawar, perbaikan sanitasi, serta pembuatan sumur resapan. Namun, lagi-lagi seluruh aktivitas itu butuh biaya sangat besar.

Dia menjelaskan Teluk Jakarta merupakan suatu ekosistem yang sudah rusak, dan tidak dapat dikembalikan ke kondisi semula.

"Untuk memperbaiki ke keadaan semula butuh biaya sangat besar dan hampir mustahil jika hanya menggantungkan duit pemerintah," tuturnya.

Pilihan paling realistis adalah menciptakan ekosistem baru yang layak dihuni. Untuk itulah, dibuat ekosistem sekaligus pusat ekonomi baru melalui pembuatan 17 pulau reklamasi dengan melibatkan swasta yang nantinya akan membantu membiayai proyek NCICD dan perbaikan lingkungan Jakarta.

Menurut dia, semua kota besar di pinggir laut seperti Hongkong, Osaka, Singapura, Dubai, dan Miami melakukan reklamasi. Dengan demikian, area pantai akan menjadi kawasan wisata atau komersil yang dapat dinikmati warga maupun turis serta menjadi pusat ekonomi baru yang menghidupi kota dan warganya.

Namun, Emmy mengingatkan agar pemerintah memperbaiki proses rembug warga untuk meningkatkan rasa kepemilikan warga terhadap seluruh rencana ini.

Halaman:


Terkini Lainnya

Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Megapolitan
Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan 'Live' Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan "Live" Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Megapolitan
Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Megapolitan
Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Megapolitan
Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Megapolitan
Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Megapolitan
Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Megapolitan
Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Megapolitan
Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Megapolitan
Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki supaya Banyak Pengunjung...

Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki supaya Banyak Pengunjung...

Megapolitan
Walkot Depok Idris: Saya 'Cawe-cawe' Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Walkot Depok Idris: Saya "Cawe-cawe" Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Megapolitan
Jakarta yang Terbuka Lebar bagi Para Perantau, tetapi Jangan Nekat...

Jakarta yang Terbuka Lebar bagi Para Perantau, tetapi Jangan Nekat...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com