JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Teguh Hendarwan mengatakan, alasan yang memperparah banjir di kawasan Cipinang Melayu, Jakarta Timur, adalah jebolnya salah satu tanggul di daerah Bekasi.
Teguh menyampaikan, jebolnya tanggul itu dikarenakan intensitas air yang tinggi sehingga tanggul tak mampu menahan debit air.
(Baca juga: Banjir di Cipinang Melayu Diperparah Jebolnya Bronjong Kali Sunter)
Selanjutnya, air yang berasal dari tanggul jebol itu menyebabkan intensitas air ke Cipinang Melayu semakin besar.
Dari laporan petugas di lapangan, hingga Senin (20/2/2017) pagi, air merendam hingga setinggi 1,2 meter di sejumlah permukiman warga. Hal itu juga diperparah dengan normalisasi Kali Sunter yang belum rampung.
Teguh mengatakan bahwa saat ini petugas Dinas Sumber Daya Air DKI tengah berupaya menutup tanggul yang jebol dengan menambal menggunakan batu kali serta kantong pasir.
Meski hanya sementara, penambalan diharapkan bisa mengurangi intensitas air yang keluar. Penambalan tanggul telah dilakukan sejak Minggu (19/2/2017).
(Baca juga: Permukiman Warga di Cipinang Melayu Masih Terendam Banjir)
Untuk jangka panjang, Pemprov DKI Jakarta akan mempercepat pembangunan sheetpile di Kali Sunter.
"Ya sementara, untuk mengurangi debit air masuk, kami bikin sampai tiga susun tuh (timbunan). Di gang arus juga kami bikin, makanya sekarang agak lumayan karena lokasinya persis di bibir kali," ujar Teguh.
Akibat banjir di Cipinang Melayu sejak Minggu (19/2/2017), sebanyak 138 orang mengungsi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.