Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Curhat di Bukit Duri soal Kebijakannya yang Kerap Dipolitisasi

Kompas.com - 21/02/2017, 08:30 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meninjau kawasan Bukit Duri yang beberapa waktu lalu sempat terendam banjir, Senin (20/2/2017). Pria yang akrab disapa Ahok itu datang ke lokasi tersebut sekaligus untuk berdialog dengan warga dan memberi pemahaman soal pentingnya normalisasi.

Ahok tidak bermanis-manis dengan warga. Dia langsung mengatakan bahwa permukiman mereka harus dibongkar demi kelancaran normalisasi. Kebanyakan warga saat itu mengangguk ketika mendengar penjelasan Ahok.

Ahok sempat masuk ke sebuah ruangan yang biasa menjadi tempat pengungsian warga jika banjir terjadi. Saat melihat-lihat ruangan itu, Ahok seakan menumpahkan keluh kesahnya kepada warga yang mendampinginya.

"Saya tuh, aduh sudah kesel. Sebenarnya tahun lalu kalau (masalah) rusun enggak macam-macam, beres, Pak," ujar Ahok kepada warga.

(Baca: Ahok Jelaskan Alasan Banjir di Cipinang Muara Lama Surut )

Ahok menyinggung sikap Pemprov DKI untuk melakukan normalisasi kerap dikritik. Khususnya karena proses pembebasan lahan yang tidak jarang ditentang warga.

Menurut Ahok, lawan politiknya sering menggunakan isu penertiban permukiman warga untuk menyerang dia.

"Politik sama ini beda, Pak. Kami kan orang kerja. Digabung sama politik, pusing kita. Mudah-mudahan segera kami beresin," kata Ahok.

Ahok sempat menyinggung soal Indonesia yang menjadi penyumbang TBC di dunia. Salah satu penyebabnya adalah karena banyaknya warga yang tinggal di permukiman padat dan lembab seperti di Bukit Duri.

Ahok menegaskan tidak bisa membiarkan hal ini.

"Marah sama saya silakan deh, yang penting kebaikan mereka," ujar Ahok.

Merasa difitnah

Ahok mengaku sering disebut tidak manusiawi. Padahal yang dia lakukan adalah untuk kebaikan warga Jakarta. Ahok menegaskan akan terus melanjutkan program normalisasi sungai untuk menghilangkan banjir.

"Selama niat kami baik, kenapa enggak dilakuin? Kecuali kalau niat saya jahat, kami bongkar lalu kasih ke pengembang swasta agar mereka kuasai, itu baru saya ga bener," ujar Ahok.

Ahok menceritakan fitnah-fitnah yang pernah ditujukan kepada dia. Pernah beredar kabar bahwa warga yang dipindahkan ke rusun hanya boleh menetap di sana selama delapan tahun dan setelah itu mereka akan diusir oleh Pemprov DKI.

Halaman:



Terkini Lainnya

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama KontraS Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama KontraS Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Kawal Aksi di Sekitar Gedung MK, 2.713 Aparat Gabungan Dikerahkan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang sejak 9 April 2024

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Sudah Hilang sejak 9 April 2024

Megapolitan
Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran 'Saudara Frame', Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Perempuan Menangis Histeris di Lokasi Kebakaran "Saudara Frame", Mengaku Ibu dari Korban Tewas

Megapolitan
Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Melonjak, Jumlah Pasien DBD di Jakbar Tembus 1.124 pada April 2024

Megapolitan
JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

JPO Cilincing yang Hancur Ditabrak Kontainer Diperbaiki, Biaya Ditanggung Perusahaan Truk

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com