Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolda Metro: Kasus Rizieq, Munarman Itu Perorangan, Bukan Ulamanya

Kompas.com - 22/02/2017, 11:31 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan membantah tudingan kriminalisasi ulama terkait sejumlah kasus yang menjerat tokoh keagamaan yang tengah ditangani satuannya.

Iriawan meminta mereka yang menuding adanya upaya kriminalisasi ulama oleh kepolisian, melihat para tokoh yang tersangkut kasus sebagai individu.

"Saya agama Islam, saya tuh haji, saya pesantren juga ulama guru saya. Ini kan perorangan, Rizieq Shihab, Munarman, Bachtiar Nasir itu per orangan bukan ulamanya."

"Ulama itu guru saya ngajar ngaji lama, saya buka pesantren sempat. Enggak mungkinlah itu, dosa buat saya. Itu perbuatan sendiri yang berakibat pada proses hukum, profesional kita, nggak boleh,” ujar Iriawan di Mapolda Metro Jaya, Rabu (22/2/2017).

Iriawan mengatakan, upaya penyelidikan polisi bermula dari adanya laporan masyarakat. Polisi bertanggung jawab untuk menerima dan mengusut tuntas laporan tersebut.

"Pertama, yang dilaporkan dalam kasus-kasus itu 'nama' dia sebagai warga negara atau predikatnya sebagai ulama? Nama kan. Lalu, ada penyelidikan terlebih dulu tidak? Ada kan. Bukti-buktinya cukup tidak untuk ditingkatkan ke penyidikan? Seperti itu yang kami lakukan, profesional,” katanya.

Kemarin, Selasa (21/2/2017), sejumlah kelompok keagamaan berunjuk rasa di depan gedung MPR/DPR. Massa yang menamai aksinya sebagai 212 ini dalam salah satu tuntutannya meminta aparat hukum tidak mengkriminalisasi ulama.

Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab tengah berperkara dalam sejumlah kasus di Polda Metro Jaya dan Polda Jabar.

Sekretaris Jenderal FPI Munarman menjadi tersangka dalam kasus penghinaan pecalang di Polda Bali.

Pemimpin Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Bachtiar Nasir, beberapa kali diperiksa dalam dugaan tindak pidana pencucian uang Yayasan Keadilan Untuk Semua.

Kompas TV Rizieq Shihab diperiksa sebagai tersangka kasus penodaan Pancasila dan pencemaran nama baik presiden pertama RI Soekarno. Rizieq diperiksa di Ditreskrimum Polda Jabar. Tidak seperti saat pemeriksaan sebagai saksi beberapa waktu lalu, Rizieq kali ini tidak banyak mengungkapkan pembelaan kepada awak media. Rizieq hanya mengaku pemeriksaan berjalan lancar dengan materi seputar pancasila. Saat diperiksa, Rizieq Shihab membawa tesis soal pancasila. Tesis berjudul Pengaruh Pancasila Terhadap Penerapan Syariat Islam di Indonesia ini merupakan Tesis Rizieq yang mendapat predikat cumlaude di University Of Malay di Malaysia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com