Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kasudin tentang Anak Buahnya yang Menyelam untuk Ambil Sampah

Kompas.com - 23/02/2017, 13:42 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada dua video tentang proses pengambilan sampah oleh petugas yang viral di media sosial. Satu video menggambarkan pasukan berjas hujan oranye yang sedang menunggu temannya di pinggir saluran air.

Seseorang tampak menyelam ke saluran air yang hitam itu dan keluar dengan membawa sampah dan lumpur.

Kemudian, ada satu video lagi yang menggambarkan kejadian serupa. Namun petugas yang menyelam mengenakan pakaian biru. Pakaian itu menandakan mereka adalah PHL Dinas Sumber Daya Air DKI.

Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Pusat Dicky Suherlan mengatakan dia ada di lokasi kejadian saat PHL itu menyelam. Kejadiannya di rumah pompa Dwiwarna, Jalan Raya Kartini, Jakarta Pusat.

"Jadi kalau yang pasukan biru itu bukan di got, itu di olakan, di rumah pompa," ujar Dicky kepada Kompas.com, Kamis (23/2/2017). (Baca: Beredar di Medsos, Video PHL Menyelam di Got Berair Hitam Saat Banjir)

Kisah di balik aksi PHL yang menyelam tanpa alat

Dicky menyadari tindakan anak buahnya yang menyelam dalam olakan mendapatkan komentar kurang baik. Sebab, anak buahnya menyelam tanpa alat pelindung diri apapun. Dicky pun menceritakan kisah di balik aksi tersebut.

Kejadian itu berlangsung pada Selasa (21/2/2017 pagi. Ketika itu, kawasan Kartini tergenang air. Mereka menemukan ada sumbatan di salah satu pompa mereka. Dicky mengatakan situasi sedang darurat dan pompa harus segera dibersihkan dari sumbatan sampah.

"Kami enggak ada niatan apa-apa, Demi Allah. Kami semua niatnya hanya buat air lancar di pompa itu. Itu kan ada sumbatan, apakah kami harus cari alat ini itu dulu sementara situasinya pagi enggak ada toko buka," ujar Dicky.

Karena mendesak, akhirnya Dicky berniat untuk menyelam dan mengangkut sampah yang menyumbat pompa. Namun Dicky dilarang oleh anak buahnya. Akhirnya salah satu anak buahnya yang turun menyelam.

Dicky mengatakan anak buahnya memiliki keahlian itu dan terbukti selamat hingga misi membersihkan sampah di pompa selesai.

"Kami tidak ingin dapat pujian. Demi Allah saya yang mau nyelam tadinya, cuma dilarang," ujar Dicky.

Kurang alat

Dicky mengakui tindakan menyelam tanpa alat pelindung tidak baik. Dia mengatakan itu telah menjadi evaluasi bagi Dinas Sumber Daya Air DKI untik melengkapi alat pelindung mereka.

Sebenarnya alat-alat pelindung itu ada. Namun, alat pelindung untuk menyelam belum tersedia.

"Sekarang sudah dibeli. Insya Allah ini jadi perbaikan buat kami. Kami sudah beli kok alat seperti kacamata itu buat pelindung, kami berterima kasih atas perhatiannya," ujar Dicky. (Baca: Bertaruh Nyawa Bersihkan Sampah yang Dibuang Warga Sembarangan...)

facebook irfan jussadi PHL yang menyelam untuk mengambil sampah yang menyumbat.
Dicky pun meminta permasalahan ini tidak dibesar-besarkan. Sebab, sejatinya pasukan biru bekerja untuk kepentingan warga Jakarta. Mereka tidak mengharapkan pujian dari warga terkait tindakan mereka. Dicky pun berharap kesalahan ini bisa dimaafkan.

Apalagi, aksi kemarin terjadi karena situasi yang mendesak.

"Saya pikir ini pelajaran buat kami semua," ujar Dicky. (Baca: Jenazah Petugas PPSU Kelapa Gading yang Hanyut Ditemukan dengan Seragam Lengkap)

Kompas TV Menyelam Tanpa Bantuan Pernapasan, Berani Coba?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Megapolitan
Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com