Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelajaran dari Nekatnya Petugas PPSU yang Menyelam di Got

Kompas.com - 24/02/2017, 07:37 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
Membersihkan sampah yang menyumbat saluran air (got) jadi tanggung jawab petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) dan PHL Dinas Sumber Daya Air DKI. Aksi anggota PPSU yang terekam dalam video tengah menyelam di got membuat masyarakat berdecak kagum.

Meskipun demikian, kenekatan menyelam tanpa alat pengaman apa pun membuat siapa saja yang melihatnya ngeri. Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat berharap video tersebut bisa menjadi pembelajaran, khususnya bagi masyarakat.

Pelajarannya adalah sampah yang mereka buang ke sembarang tempat bisa mengakibatkan saluran air tersumbat. Ada orang yang bertaruh nyawa untuk membersihkan sampah-sampah yang menyumbat itu.

"Bayangkan, sampai nyelam begitu," ujar Djarot, di Tegal Alur, Kalideres, Kamis (23/2/2017).

Djarot mengaku ngeri ketika menonton video PPSU yang menyelam untuk mengambil sampah di saluran air tanpa alat pengaman, apalagi melihat hitamnya air di saluran yang terekam video tersebut.

"Kalau yang kemarin itu saya pastikan dia di bawah merem itu, pasti merem itu, dia cuma meraba-raba saja," ujar Djarot.

(Baca: Kisah Dadan, Petugas PPSU yang Viral di Medsos karena Menyelam di Got)

Terlepas dari masalah alat pelindung yang tidak dikenakan, Djarot tetap mengapresiasi kinerja anggota PPSU tersebut. Dia menilai, anggota PPSU itu sangat bersemangat dan bertanggung jawab dengan pekerjaannya.

Dia meminta kepala dinas agar turut mengingatkan kembali petugas PPSU serta PHL untuk selalu menjaga keselamatan diri saat bertugas.

"Saya memberikan apresiasi ya karena tanggung jawab yang besar seperti itu sehingga dia betul-betul dengan rela seperti itu agar genangan air cepat surut," ujar Djarot.

"Akan tetapi, tetap hati-hati, tetap pakai alat penyelamat, kalau nyelam ya pakai alat kacamatalah paling enggak," kata Djarot.

Jangan buang sampah sembarangan

Wakil Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Ali Maulana berharap video itu bisa menyadarkan masyarakat tentang sulitnya membersihkan sampah.

"Sampah itu, membersihkannya susah dan berisiko. Itu perlu tenaga yang banyak, bahkan peralatan yang mahal dan canggih sehingga biayanya tinggi," ujar Ali.

(Baca: Terjun ke Lapangan, Petugas PPSU Harus Gunakan Perlengkapan Keselamatan)

Andai semua warga Jakarta tidak membuang sampah ke sembarang tempat, kata Ali, biaya pemeliharaan saluran air bisa dihemat. Pemprov DKI tidak perlu terus-menerus membeli alat berat yang mahal dan petugas PPSU atau PHL tidak perlu lagi menyelam seperti itu.

"Risikonya sampai ke nyawa, itu taruhan bagi pekerjanya," kata Ali.

Ali menuturkan, terkadang warga berpikir tidak masalah membuang sampah sembarangan karena mereka hanya membuang sebuah plastik. Akhirnya, jumlah sampah yang dibuang sembarangan semakin banyak karena semua warga berpikir seperti itu.

"Jadi jangan dilihat sebungkus plastik saja, kalau itu mengumpul bisa menghambat saluran air," ujar Ali.

Siapkan alat pengaman

Aksi nekat petugas PPSU dan PHL itu juga pembelajaran bagi Pemprov DKI sendiri. Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Pusat Dicky Suherlan mengatakan, "pasukan biru" yang menyelam adalah anak buahnya.

Dia mengakui tindakan menyelam tanpa alat pelindung tidak baik. Dia mengatakan, hal itu telah menjadi evaluasi bagi Dinas Sumber Daya Air DKI untuk melengkapi alat pelindung mereka.

Sebenarnya alat-alat pelindung itu ada. Namun, alat pelindung untuk menyelam belum tersedia.

"Sekarang sudah dibeli. Insya Allah ini jadi perbaikan buat kami. Kami sudah beli kok alat seperti kacamata itu buat pelindung, kami berterima kasih atas perhatiannya," ujar Dicky.

Djarot juga berharap petugas PPSU tidak malas untuk mengenakan alat pengaman saat bertugas. Sebab, mereka sudah dibekali dengan berbagai macam alat pelindung diri.

"Itu pengadaan alat PPSU itu sudah, sepatu bot, topi, pelampung ada, masalahnya mereka kan kadang-kadang enggak mau pakai," ujar Djarot.

Bagi petugas PPSU yang bertugas di jalan untuk memotong ranting pohon, Djarot mengingatkan untuk mengenakan topi proyek. Bagi "pasukan biru" yang bertugas di kali, Djarot mengingatkan mereka untuk menggunakan pelampung.

"Jadi, tetap harus pakai alat penyelamat," ujar Djarot.

Kompas TV Dadan Wiradana, anggota PPSU SKI Jakarta menjadi viral akibat aksinya melakukan penyelaman tanpa alat di selokan. Petugas Penaganan Sarana dan Prasarana Umum ini diperbincangkan netizen karena aksinya yang berhasil divideokan, saat dirinya masuk ke selokan penuh sampah yang kotor tanpa menggunakan alat bantu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com