Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Anies-Sandi Berdebat dengan Bawaslu dan KPU soal Dugaan Suket Palsu

Kompas.com - 26/02/2017, 19:09 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

Kompas TV KPU DKI Jakarta menggelar rapat pleno rekapitulasi tingkat provinsi. Ketua KPU DKI Sumarno berharap rekapitulasi final ini dapat cepat rampung.

Tak lama, saksi paslon nomor dua, I Gusti Putu Artha, meminta bila itu tindak pidana pemilu, maka diproses di Bawaslu. Dia sepakat bila merugikan laporkan ke Bawaslu.

Setelah itu, Wakil Ketua Tim Pemenangan Anies-Sandi, Muhammad Taufik, ikut dalam perdebatan tersebut. Dia mengatakan tak mempersoalkan perolehan suara, tapi dokumen palsu.

"Dalam undang-undang pemalsuan dokumen itu pidana. Supaya ke depan bersih, kita laporin dong, Bawaslu, KPU, kita lapor ke Polda di Kelurahan Kelapa Dua Wetan," kata dia.

"Saya kira, kami, saksi paslon satu, saksi paslon dua mau (melaporkan). Kenapa Bawaslu enggak mau? Faktanya ada suket di luar ketentuan, kalau di luar ketentuan, palsu dong," tambah Taufik dengan nada tinggi.

"Pak Taufik saya sepakat laporkan. Tapi ke Bawaslu dulu. Kalau ranah pidana, nanti Bawaslu laporkan," kata Putu. "Itu semua pidana, pak. Undang-undang sebut gitu," sela Taufik.

"Betul, laporkan saja ke Bawaslu. Nanti Bawaslu tentukan pidana atau tidak dan lapor ke polisi," kata Putu. "Pemalsuan dokumen ini boleh langsung (lapor) pak," kata Taufik.

"Saya menghargai perbedaan pandangan. Tapi saran saya, apa pun pelanggaran pemilu, ada baiknya dilaporkan ke Bawaslu. Apabila ada pidana, bisa diteruskan ke polisi," kata Putu.

"Bawaslu gimana? Biar clear," minta Taufik ke Jufri.

"Kami sudah menerima laporan atas dugaan penggunaan suket palsu. Sekarang masih dalam proses penanganan apakah palsu atau tidak," kata Jufri.

"Anda kasih kepastian ke kita. Jangan Anda cerita. Kalau cerita, saya nunggu dua tahun bisa. Anda kasih kepastian kita," timpal Taufik dengan suara meninggi.

Sumarno menengahkan. "Kan sudah ada laporan dari tim nomor tiga kepada Bawaslu dan akan tindak lanjuti. Kita tunggu dari Bawaslu," kata Sumarno.

Taufik pun meminta kembali agar Bawaslu cepat memproses. "Kita berangkat kepada Bawaslu," kata Sumarno.

"Kepada paslon nomor tiga, kasih kesempatan kami untuk menyelesaikan kasus ini apakah pelanggaran atau tidak. Nanti kami akan undang Dukcapil untuk meminta penjelasan soal suket," kata Ketua Bawaslu DKI Jakarta Mimah Susanti.

"Kapan Bawaslu mau undang Dukcapil?" tanya Taufik. "Hari Rabu kami akan undang Dukcapil," kata Jufri singkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com