Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Staf Ahok yang Sering Melayani Aduan Warga di Balai Kota...

Kompas.com - 28/02/2017, 11:46 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah sebulan ini Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok meminta seluruh stafnya di bidang pelayanan untuk turun langsung menerima aduan warga.

Sejak saat itu, setiap pagi sejumlah staf di Balai Kota melayani keluhan warga meski Ahok belum tiba di Balai kota.

Maruhal Mangasi Tunas, Biro Kepala Daerah dan Kerjasama Luar Negeri DKI Jakarta mengatakan, berbagai aduan seperti pendidikan, kesehatan, sengketa tanah hingga permohonan bantuan sering ditemuinya saat berdialog dengan warga.

Maruhal mengatakan, setiap keluhan memiliki kebijakan tersendiri untuk mengatasinya. Para staf, kata Maruhal, setidaknya harus mengetahui sejumlah kebijakan itu agar bisa memberikan solusi kepada warga.

Meski tak mengerti aturan terkait hal yang dikeluhkan, paling tidak, mereka bisa mengelompokkan permasalahan yang diadukan.

"Kalaupun kami enggak paham, minimal kami bisa meng-cluster masalah. Misalnya ini (warga) suka cerita muter-muter, ujung-ujungnya minta apa."

"Di-cluster ini ke mana mau ke mana, kendalanya apa. Lengkapi (berkas) lalu silakan masukan. Jadi enggak cuma jualan ide, ngomong," ujar Maruhal kepada Kompas.com, Selasa (28/2/2017).

Maruhal mengatakan, pihaknya harus "pintar-pintar" untuk menyaring aduan warga. Sebab, ada sebagian warga yang datang untuk mengadu memiliki niat terselubung.

Maruhal menyampaikan, beberapa kali dia mendapat aduan warga mengenai masalah tanah. Saat diberikan sejumlah pertanyaan-pertanyan, warga yang mengadu tidak menjawab dengan jelas.

Maruhal mencontohkan ada seorang ibu berusia sekitar 50 tahun memiliki dua anak. Ibu tersebut mengadu kepada Ahok agar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) digratiskan. Padahal nilai bangunan rumah si ibu sebesar Rp 3 miliar.

Dalam aturan, penggratisan PBB hanya untuk NJOP dibawah Rp 1 miliar. Ibu itu cukup sering datang ke Balai Kota. Anehnya, sertifikat bangunan atas nama anaknya. Namun, anak si ibu tak pernah mendampingi.

"Pertanyaanya bisa lihat secara fisik, kenapa dua anaknya tega nyuruh ibu itu datang ke mari minta keringanan pajak bolak bolik. Bukan saya suudzon, tapi kita screening banyak orang memanfaatkan orangtuanya," ujar Maruhal.

Maruhal mengatakan, jika benar warga membutuhkan bantuan, Pemprov DKI akan benar-benar memberikan bantuan.

Ada seorang warga yang mengadu ingin meminta bantuan pekerjaan. Namun, warga itu tak bisa meninggalkan anaknya yang menderita penyakit hidrosefalus.

Pemprov DKI memberikan satu unit rusun serta mempekerjakan warga tersebut menjadi petugas kebersihan di rusun tersebut.

Maruhal menceritakan, selama pengalamannya melayani warga, ada saja warga yang menganggap bahwa aduan ke Balai Kota layaknya sebuah "palu gada", permasalahan bisa selesai secara instan.

Padahal, lanjut Maruhal, tak semua masalah bisa selesai di Balai Kota. Misalnya masalah hukum. Maruhal mengatakan, banyak warga yang mengadu soal hak waris. Padahal hak waris harusnya diselesaikan secara hukum.

"Semua bukan di sini. Kami didik mereka tanggung jawab sama diri mereka. Kalau ranah pengadilan, kami arahkan ke pengadilan. Masalah waris, bukan ranah kami. Salah benar ada di pengadilan," ujar Maruhal.

Kompas TV Selain bersiap menghadapi putaran kedua, pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, juga menerima laporan para pendukungnya yang tak bisa memilih pada 15 Februari lalu. Posko aduan warga di rumah pemenangan Ahok-Djarot di rumah lembang dibuka sejak pukul 8 pagi. Posko dibuka terkait dugaan pelanggaran yang terjadi saat pemungutan suara pilkada DKI Jakarta. Beberapa warga Jakarta telah berdatangan untuk melakukan adanya pelaporan atas dugaan kecurangan yang dirasakan oleh pendukung Ahok-Djarot. Tercatat sudah lebih dari dua puluh laporan pengaduan yang masuk kepada tim hukum dan advokasi tim pemenangan Ahok-Djarot sejak kemarin. Selain datang ke Rumah Lembang, timses Ahok-Djarot juga membuka pengaduan lain melalui telepon juga email.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jakarta Lebaran Fair Jadi Hiburan Warga yang Tak Mudik

Jakarta Lebaran Fair Jadi Hiburan Warga yang Tak Mudik

Megapolitan
Pemkot Tangsel Menanti Bus Transjakarta Rute Pondok Cabe-Lebak Bulus Beroperasi

Pemkot Tangsel Menanti Bus Transjakarta Rute Pondok Cabe-Lebak Bulus Beroperasi

Megapolitan
Jelang Hari Terakhir, Jakarta Lebaran Fair Masih Ramai Dikunjungi

Jelang Hari Terakhir, Jakarta Lebaran Fair Masih Ramai Dikunjungi

Megapolitan
Berenang di Kolam Dewasa, Bocah 7 Tahun di Bekasi Tewas Tenggelam

Berenang di Kolam Dewasa, Bocah 7 Tahun di Bekasi Tewas Tenggelam

Megapolitan
Bangunan Toko 'Saudara Frame' yang Terbakar Hanya Punya 1 Akses Keluar Masuk

Bangunan Toko "Saudara Frame" yang Terbakar Hanya Punya 1 Akses Keluar Masuk

Megapolitan
Pemkot Dukung Proyek MRT Menuju Tangsel, tetapi Butuh Detail Perencanaan Pembangunan

Pemkot Dukung Proyek MRT Menuju Tangsel, tetapi Butuh Detail Perencanaan Pembangunan

Megapolitan
Fakta-fakta Penemuan Jasad Wanita yang Sudah Membusuk di Pulau Pari, Hilang Sejak 10 Hari Lalu

Fakta-fakta Penemuan Jasad Wanita yang Sudah Membusuk di Pulau Pari, Hilang Sejak 10 Hari Lalu

Megapolitan
Cerita 'Horor' Bagi Ibu Pekerja Setelah Lebaran, ART Tak Kembali dan Minta 'Resign'

Cerita "Horor" Bagi Ibu Pekerja Setelah Lebaran, ART Tak Kembali dan Minta "Resign"

Megapolitan
Polisi Pastikan Kecelakaan yang Tewaskan Penumpang Motor di Bekasi Bukan karena Balapan Liar

Polisi Pastikan Kecelakaan yang Tewaskan Penumpang Motor di Bekasi Bukan karena Balapan Liar

Megapolitan
MRT Bakal Masuk Tangsel, Wali Kota Harap Ada Pembahasan dengan Pemprov DKI

MRT Bakal Masuk Tangsel, Wali Kota Harap Ada Pembahasan dengan Pemprov DKI

Megapolitan
Polisi Periksa Satpam dan 'Office Boy' dalam Kasus Pencurian di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran

Polisi Periksa Satpam dan "Office Boy" dalam Kasus Pencurian di Rumah Pemenangan Prabowo-Gibran

Megapolitan
Sudah Rencanakan Aksinya, Maling Motor Naik Ojol ke Benhil untuk Cari Target

Sudah Rencanakan Aksinya, Maling Motor Naik Ojol ke Benhil untuk Cari Target

Megapolitan
4 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' yang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar adalah Satu Keluarga

4 Korban Kebakaran "Saudara Frame" yang Disemayamkan di Rumah Duka Jelambar adalah Satu Keluarga

Megapolitan
4 Korban Kebakaran di Mampang Disebut Akan Dimakamkan di TPU Gunung Gadung Bogor

4 Korban Kebakaran di Mampang Disebut Akan Dimakamkan di TPU Gunung Gadung Bogor

Megapolitan
Polisi Tunggu Hasil Laboratorium untuk Tentukan Penyebab Kematian Perempuan di Pulau Pari

Polisi Tunggu Hasil Laboratorium untuk Tentukan Penyebab Kematian Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com