Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adu Siasat Menghalau Banjir di Permukiman Padat

Kompas.com - 28/02/2017, 18:37 WIB

Hampir 1,5 tahun ini, tembok setinggi 1 meter terpasang di tepi Sungai Cipinang di Kelurahan Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Tembok dibangun pemerintah untuk mengurangi banjir. Apa daya, tembok yang belum sempurna itu tetap memberi celah air mencapai permukiman warga.

 "Ya masih banjir juga sekarang, tetapi enggak setinggi tahun-tahun lalu," kata Kursin (62), penjahit pakaian, akhir tahun lalu. Tokonya terpisahkan jalan selebar sekitar 1,5 meter dari tembok sungai itu.

Sepanjang 2016, kata Kursin, banjir satu kali menggenangi jalan di depan tokonya. Namun, banjir setinggi 50 sentimeter itu tak masuk ke toko. Toko itu sudah ditinggikan 60 cm dari jalan pada 1992 atau 14 tahun setelah ia membuka toko di situ.

Pembuatan tanggul juga dilakukan swadaya masyarakat. Salah satunya di RT 002 RW 002 Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur. Di lokasi ini, warga membangun tanggul di sepanjang aliran Sungai Cipinang yang melintasi permukiman mereka.

Tanggul dibuat sekitar 2013. Inisiatif warga ini muncul karena batas sungai dengan jalan sangat tidak jelas jika air sungai meluap.

"Dulu, orang dan sepeda motor sering tercebur ke sungai. Sekarang batas jalan sudah jelas jadi lebih aman," kata Sekretaris RT 002 RW 002 Eddy Poerwono.

Untuk membuat tanggul, warga yang berjumlah 64 keluarga pada akhir 2016 itu swadaya mengumpulkan dana. Pembuatan tanggul itu menghabiskan Rp 6,5 juta. Sebelumnya, warga juga membebaskan lahan untuk pembuatan jalan di tepian sungai.

Di Kampung Rambutan, Sungai Cipinang juga pernah membuat banjir permukiman sekitarnya, termasuk merendam Jalan Tol Simatupang dan jalan menuju Terminal Kampung Rambutan.

"Sekarang tidak (banjir) lagi karena selain dilebarkan, sungai juga dikeruk sampai dalam. Gorong-gorong yang dekat jalan tol juga dibenahi. Rumah-rumah di sini, yang dihuni sekitar 1.000 keluarga, sudah dibebaskan," kata Mardi (53), warga RT 003 RW 006 Kelurahan Kampung Rambutan, Ciracas.

Dikepung permukiman

Sejumlah upaya pemerintah atau warga itu menunjukkan keinginan untuk bebas dari banjir. Di sisi lain, bantaran sungai dikepung permukiman sehingga setiap kali air sungai meluap berarti banjir ke rumah warga. Kondisi ini berbeda dengan masa lalu ketika bantaran sungai berupa kebun atau sawah.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane T Iskandar dalam wawancara akhir tahun lalu mengatakan, pemanfaatan ruang di kanan dan kiri Sungai Cipinang tidak semestinya, termasuk adanya hunian padat.

Kondisi padat permukiman terlihat sangat jelas di sejumlah lokasi, antara lain di Jalan Radar AURI, Ciracas. Di lokasi yang juga batas antara Depok dan Jakarta Timur ini, tembok rumah warga menjadi "dinding" kali juga.

Dinding sejumlah rumah bersentuhan langsung dengan aliran kali lengkap dengan pipa-pipa pembuangan air limbah.

Terlihat juga lahan yang dijadikan penampungan barang rongsokan. Sedikit banyak sampah atau barang di situ memenuhi lereng kali bahkan ada yang nyemplung ke badan kali.

Kondisi serupa terlihat terus hingga ke hilir Sungai Cipinang, yang tidak lain adalah pertemuan antara Sungai Cipinang dan Sungai Sunter. Lokasi itu ada di perbatasan RW 010 dan RW 016 Kelurahan Cipinang serta RW 008 Kelurahan Jatinegara Kaum, ketiganya di Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur. Hampir di seluruh sisi sungai, rumah-rumah warga rapat berjajar.

Di sisi lain, beban Sungai Cipinang berkurang dengan adanya Kanal Timur pada tahun 2010. Sungai Cipinang menjadi hulu Kanal Timur di Kelurahan Cipinang Besar Selatan, Jatinegara.

Jalur asli lanjutan Sungai Cipinang yang lebarnya hanya sekitar 5 meter tidak banyak difungsikan lagi di situ. Air dari Sungai Cipinang selebar 10 meter mendapatkan tempat sepadan, yakni Kanal Timur, yang juga memiliki lebar serupa. Limpasan air pun berkurang.

(Ratih P Sudarsono/Helena F Nababan/Agnes Rita Sulistyawaty)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

Megapolitan
7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

Megapolitan
Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Megapolitan
Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Megapolitan
Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Megapolitan
Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Megapolitan
Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Megapolitan
Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Megapolitan
Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com