Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Bantah Contek Program Anies-Sandiaga

Kompas.com - 03/03/2017, 16:49 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan ide terkait Jakarta Creative Hub sudah ada sejak 2015. Ceritanya bermula ketika Basuki menghadiri Jakarta Fashion Week untuk kedua kalinya.

Di sana, pria yang akrab disapa Ahok itu mengetahui banyak anak-anak muda yang pintar dan punya ide cemerlang namun tidak memiliki sarana pendukung untuk menyalurkan ide itu.

"Misalnya dia punya ide desain baju tapi enggak punya mesin jahitnya. Enggak usah bilang harganya deh, mesin jahitnya saja beratnya 1,2 ton. Mana mungkin anak muda punya mesin itu," ujar Ahok, di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (3/3/2017).

(Baca: Menengok Jakarta Creative Hub, OK OCE ala Ahok)

Pada September 2015, Ahok sempat berkunjung ke Belanda. Di sana, Ahok menemukan adanya tempat untuk para seniman kerajinan logam, kayu, hingga kulit.

Ahok kemudian berpikir menciptakan tempat semacam itu di Jakarta hingga akhirnya lahirlah Jakarta Creative Hub.

"Kami butuh 1,5 tahun untuk membangun dan menemukan formulanya. Jadi enggak benar tuh kalau saya dibilang nyontek (program) pasangan lain. Kalau dibilang nyontek, berarti dia nyontek saya," ucap Ahok.

Kurnia Sari Aziza Berbagai sudut ruangan di Jakarta Creative Hub, di Gedung Graha Niaga Thamrin, Jakarta Pusat. Kompas.com/Kurnia Sari Aziza

Program Jakarta Creative Hub sempat disebut-sebut mirip program OK OCE milik pasangan calon gubernur-wakil gubernur, Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Menurut Ahok, proyek Jakarta Creative Hub sudah ada sebelum program OK OCE disampaikan Anies-Sandiaga.

"Tapi kami saja yang kurang promosi. Enggak apa-apa, minimal sekarang barangnya sudah jadi," ujar Ahok.

Adapun Jakarta Creative Hub merupakan sebuah tempat bagi para pelaku UKM untuk mengembangkan ide kreatif mereka.

 

(Baca juga: Ahok Peragakan Salam OK OCE Usai Resmikan Jakarta Creative Hub)

Pemprov DKI Jakarta telah bekerja sama dengan pihak ketiga untuk memberi pendampingan kepada para peserta yang ingin berlatih di sana.

Desain interior yang ditampilkan di Jakarta Creative Hub terlihat "anak muda banget" dan "Instagramable".

Di bagian dindingnya, banyak gambar orang dan tulisan. Kemudian, Jakarta Creative Hub terdiri dari beberapa ruang dengan berbagai perlengkapan di dalamnya, seperti mesin jahit, dan mesin bubut.

Kompas TV Perebutan posisi pemimpin Jakarta kini diprediksi akan mengerucut pada dua pasangan, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Walau secara resmi masih menunggu hasil rekapitulasi suara pilkada DKI Jakarta, dari hasil hitung cepat Litbang Kompas, kedua pasang Ahok-Djarot dan Anies-Sandi diperkirakan akan melanjutkan pertarungan pilkada di putaran kedua Pilgub Jakarta. Sejumlah strategi pun akan disiapkan untuk menghadapi kompetisi berikutnya. Soal strategi menghadapi pilkada pada putaran kedua, Ahok menyerahkan hal ini pada partai pengusungnya. PDI Perjuangan sebagai partai terbesar yang mendukung Ahok-Djarot berencana merangkul partai-partai yang semula berseberangan Ahok. Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, melihat partai-partai pendukung pemerintah berpotensi mau merapat bersama PDI Perjuangan untuk mendukung Ahok. Partai politik pendukung Ahok-Djarot lainnya, seperti Golkar juga mengajak Partai Demokrat, PAN, PPP, dan PKB bergabung mendukung Ahok-Djarot di putaran kedua pemilihan gubernur DKI Jakarta. Sementara itu, calon gubernur Jakarta nomor urut tiga, Anies Baswedan meminta timnya bekerja lebih keras lagi. Untuk memperkuat dukungan, Anies juga mengaku sudah menjalin komunikasi dengan tim Agus-Sylvi. Partai Gerindra juga akan berusaha keras memenangkan pilkada putaran kedua, termasuk dengan mengajak pendukung Agus-Sylvi Hasil hitung cepat Litbang Kompas menempatkan pasangan Ahok-Djarot unggul dengan perolehan 42, 87 persen. Sementara Anies-Sandi 39,76 persen, dan Agus-Sylvi 17,37 persen. Penetapan hasil rekapitulasi KPU dari hasil pilkada DKI Jakarta akan disampaikan pada 4 Maret 2017 mendatang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Saat Pedagang Kecil Jaga Maruah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran Meski Sudah Jadi Sang Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Maruah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran Meski Sudah Jadi Sang Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com