Konon, daerah itu dulunya ditumbuhi banyak pohon durian. Selama puluhan tahun, pedagang durian juga sudah banyak berjualan di sekitar daerah itu. Saat ini, sebagian besar pedagang durian di sana saling berkerabat.
Lilin mengatakan, keluarganya sudah lama berjualan di sekitar Kalibata. "Keluarga kami sudah tiga generasi ini berjualan durian di sekitar sini. Dulu dari engkong saya lalu dilanjut babe. Sekarang di sini banyak yang (masih ada hubungan) saudara," kata Lilin yang berasal dari Karawang, Jawa Barat, itu.
Selain durian, pusat kuliner itu juga menjual beberapa jenis makanan lain. Minuman dalam kemasan juga tersedia. Namun, belum ada tempat parkir yang memadai di sana.
Saat peresmian, Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi berharap pedagang tetap menjaga mutu dan kualitas durian yang dijual serta kebersihan di sana. Ia juga mengingatkan agar stabilitas harga juga dijaga agar pengunjung tetap berdatangan.
Jakarta Barat
Di Jakarta Barat, tepatnya di persimpangan Pos Pengumben, Jalan Raya Panjang, di Kelurahan Sukabumi Selatan, Kecamatan Kebon Jeruk, sejak 2007 berdiri Rumah Durian Harum yang buka setiap hari pukul 10.00-22.00. Jenis durian yang tersedia cuma durian montong lokal dan durian medan. Rumah Durian ini juga menjual makanan dan minuman serba durian, termasuk bibit pohon durian.
Anda bisa membeli, membelah, dan makan durian di atas meja yang sudah disediakan atau Anda lebih suka membawanya pulang.
Awalnya, kata Setyo Widodo (46), pengelola, Rumah Durian menjual bermacam durian, termasuk durian impor Thailand. Dari "Negeri Gajah Putih" ini ada durian chane, durian pongmane dan tentu durian montong.
"Chane rasanya manis pahit, sedangkan pongmane warna dagingnya kuning seperti mentega. Selebihnya semua jenis dari Thailand mirip durian montong," kata Widodo, yang akrab dipanggil Dodo, Jumat (3/3) malam, di lokasi.
Durian lokal yang pernah dijual antara lain durian rancamaya asal sekitar Bogor, Jawa Barat, dan durian petruk asal sekitar Semarang, Jawa Tengah.
"Lima tahun terakhir ini, kami hanya menjual durian medan," ujar Dodo. Mengapa? "Sebab, impor durian mahal sementara durian lokal yang stabil persediaannya dan sesuai selera pasar tinggal durian medan," kata Dodo.
Untuk mendapatkan durian medan, Rumah Durian mengandalkan beberapa pengumpul di Medan. "Durian berasal dari pihak kedua atau ketiga. Yang penting buat kami, pasokan terjaga sehingga tidak mengecewakan pelanggan," ujar Dodo.
Kini, setiap hari Rumah Durian bisa menjual sekitar 200 durian. Pada akhir pekan bahkan bisa menjual sampai sekitar 400 durian.
Namun, pendapatan harian diperoleh setelah Rumah Durian buka lima tahun. "Sebelumnya, pada tahun 2012, durian yang terjual cuma 100 buah sehari. Bahkan, ketika pemilik usaha ini, Koh Awi, masih berjualan di kaki lima di Pasar Pagi lama, Glodok, Jakarta Barat, durian yang terjual setiap hari hanya lima buah," ujar Dodo.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 4 Maret 2017, di halaman 28 dengan judul "Berburu Durian Tak Kenal Musim".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.