Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djan Faridz: Saya Dukung Ahok sampai Titik Darah Terakhir

Kompas.com - 06/03/2017, 09:25 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi Muktamar Jakarta, Djan Faridz, blakblakan mengungkapkan alasannya mendukung pasangan calon gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Djan mengatakan, dirinya kerap menjelaskan alasannya tersebut saat pengajian keliling.

"Saya bikin penjelasan sampai ke kelompok pengajian bahwa saya memilih Basuki-Djarot alasannya satu. Beliau punya kontrak politik dengan saya," kata Djan kepada wartawan, Minggu (5/3/2017).

Dia mengatakan, Pemprov DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Ahok telah memberi gaji bulanan kepada marbut masjid. Pemprov DKI Jakarta juga menanggung biaya perawatan masjid.

Selain itu, kata dia, Ahok berjanji untuk menyamakan kurikulum pesantren dengan sekolah negeri.

"Beliau juga berjanji untuk membangun masjid agung di lima wilayah kota, termasuk Kepulauan Seribu. Pas zaman Bang Yos ada Jakarta Islamic Center, sejak itu belum ada pembangunan tambahan," kata Djan.

Menurut Djan, Ahok juga sudah membangun masjid di Balai Kota DKI Jakarta. Balai Kota DKI Jakarta, kata dia, belum pernah memiliki masjid dari pemerintahan-pemerintahan sebelumnya.

Selain itu, Pemprov DKI Jakarta tengah membangun masjid raya di Daan Mogot, Jakarta Barat. Kemudian, kata Djan, Ahok juga berjanji akan menghormati seluruh kegiatan agama Islam. Contohnya, ketika bulan Ramadhan, Pemprov DKI Jakarta mengatur waktu buka tutup tempat hiburan. Jam kerja PNS DKI Jakarta dipersingkat.

"Banyak yang beliau janjikan untuk kemajuan Islam, itu janji politik di atas materai lho. Itu yang menyebabkan saya sampai titik darah yang terakhir akan mendukung beliau (Ahok)," kata Djan.

Menurut Djan, program yang diangkat Ahok merupakan program yang pro umat Islam.

"Wajib hukumnya bagi partai Islam untuk membela umat Islam, dan ada gubernur yang mau. Ya kami dukung. Nah, kalau kami tidak dukung, saya yang berdosa," kata mantan Menteri Perumahan Rakyat tersebut.

Akibat Dukung Ahok

Djan mengakui banyak yang menentang keputusan dirinya untuk mendukung Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Selain karena berbeda keyakinan, Ahok juga kini berstatus sebagai terdakwa kasus penodaan agama.

"Saya secara pribadi sudah mendapatkan julukan sebagai kafir. Djan Faridz kafir, ya alhamdulillah, kan berkah. Artinya, saya didoain biar jadi Islam yang lebih baik lagi," kata Djan seraya tersenyum.

Djan tak mempermasalahkan dirinya dicap sebagai kafir. Yang terpenting, dia membela kepentingan umat Islam. Sekali lagi, dia menyebut, program Pemprov DKI Jakarta yang telah dan akan diusung Ahok merupakan program yang pro kepada umat Islam.

"Buat apa ada kotak amal di masjid? Harusnya enggak perlu, apalagi kalau dapat anggaran perawatan masjid dari pemda. Kemudian anggaran buat gaji marbut masjid agar mereka betul-betul bisa memimpin masjid dengan baik," kata Djan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Megapolitan
Maling di Sawangan Depok Angkut 2 Motor Lewati Portal Jalan

Maling di Sawangan Depok Angkut 2 Motor Lewati Portal Jalan

Megapolitan
Pedagang Pigura di Jakpus 'Curi Start' Jualan Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Jakpus "Curi Start" Jualan Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com