JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti lembaga Media Survei Nasional (Median) Rico Marbun menemukan sebuah anomali saat melakukan survei bertajuk "Memahami Peta Kompetisi Putaran ke-2 Pilgub DKI" beberapa waktu lalu.
Anomali itu dijelaskan saat Median merilis hasil surveinya di Cikini, Jakarta Pusat, Senin (6/3/2017) siang.
"Pengalaman kami di banyak pilkada tempat lain, kalau incumbent tingkat kepuasan di atas 50 persen, bahkan sudah menyentuh 60 persen, itu akan mudah terpilih kembali. Ini agak lain, berbeda dengan kondisi di Jakarta," kata Rico di hadapan pewarta.
Dalam survei ini, tingkat elektabilitas pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat sebesar 39,7 persen. Sedangkan elektabilitas pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno sebesar 46,3 persen, dengan 14 persen responden lain belum memutuskan pilihan.
Responden dalam survei ini sejumlah 800 warga DKI Jakarta yang mempunyai hak pilih. Survei dilakukan pada rentang waktu dari tanggal 21 sampai 27 Februari 2017, dengan margin of error sebesar plus minus 3,4 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Peneliti menentukan sampel dalam survei ini dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi di seluruh kotamadya di Jakarta dan faktor gender. Sumber pendanaan survei berasal dari dana mandiri pihak Median.
Rico menjelaskan, 53,6 persen responden menganggap pasangan Basuki-Djarot sebagai sosok yang mampu memimpin Jakarta ke depan. Sedangkan yang memilih pasangan Anies-Sandi hanya 32,5 persen.
Selain itu, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Basuki-Djarot juga terbilang tinggi, dengan 56,3 persen responden yang menyatakan puas. Sedangkan 30 persen responden lainnya mengaku tidak puas. (Baca: Survei Median Temukan Fenomena "Asal Bukan Ahok" dalam Pilkada DKI)
Meski dianggap mampu dan kinerjanya memuaskan, ketika ditanya apa yang tidak disukai dari Basuki-Djarot, 28 persen responden menyebutkan soal tidak bisa menjaga kata-kata. Disusul dengan soal kasus dugaan penodaan agama sebanyak 10,7 persen, arogan sebesar 9,3 persen, dan lainnya.
"Total tone negatif soal Ahok-Djarot masih tinggi, kalau ditotal sekitar 65,7 persen. Sedangkan tone negatif untuk Anies-Sandi hanya 17 persen, dengan faktor belum terbukti kinerjanya yang disampaikan tujuh persen responden," tutur Rico.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.