Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pak Anies Berani Enggak Ubah Tata Ruang yang Dimanfaatkan Pengembang?"

Kompas.com - 07/03/2017, 19:47 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengunjungi permukiman warga di Kelurahan Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, Selasa (7/3/2017).

Saat berdialog, seorang warga di sana menanyakan keberanian Anies untuk mengembalikan tata ruang wilayah di Jakarta yang salah peruntukannya, termasuk untuk pembangunan apartemen.

"Kalau Bapak Anies jadi gubernur, berani enggak mengubah tata ruang yang memang apa adanya sedia kala, tidak seperti sekarang sudah dimanfaatkan pengembang besar di Jakarta?"  ujar warga tersebut.

Menjawab pertanyaan tersebut, Anies mengatakan bahwa ia akan me-review rencana tata ruang wilayah (RTRW) di DKI Jakarta.

Anies menyebut, hingga saat ini banyak perubahan RTRW dan banyak eksekusi yang tidak sesuai RTRW.

"Banyak sekali perubahan-perubahan dan eksekusinya enggak sesuai dengan RTRW. Bahkan yang sesuai RTRW-nya pun tidak sesuai dengan maksud dan tujuan kota ini. Jadi nanti kami akan preview RTRW itu," kata Anies.

(Baca juga: Adopsi Program Agus-Sylvi, Anies Akan Beri RW Kucuran Dana Sampai Rp 3 Miliar)

Menurut Anies, hal yang mengganggu sebenarnya bukan soal pembangunan apartemen, tetapi kekuasaan yang tidak adil.

Pembangunan apartemen yang sesuai dengan peruntukannya bukanlah sebuah masalah.

"Jadi kalau dibangun apartemen asal sesuai dengan peruntukannya, enggak ada masalah, tetapi ketidakadilan itu loh yang masalah," ucap dia.

Anies pun menyebut soal program rumah untuk rakyat kecil di Jakarta yang akan diusungnya.

Dia menyinggung pihak-pihak yang memprotes program tersebut dan membandingkannya dengan program yang telah berjalan, tetapi tidak sesuai peraturan.

"Untuk rakyat kecil, kami punya program rumah dengan DP 0 persen. Eh yang di sana protes katanya melanggar aturan. Loh kok kalau untuk rakyat kecil melanggar aturan, kalau buat yang gede-gede segala aturan ditabrak," ujar Anies.

Salah satu hal yang disinggung Anies yakni reklamasi. Anies menyebut, banyak aturan yang dilewati dalam proyek reklamasi.

Ia juga menyinggung penggusuran yang dibawa ke ranah hukum. "Gusur orang nih, gusur kampung, dibawa ke pengadilan, kalah PTUN. Kalau di PTUN kalah itu artinya peraturan tidak diikuti," kata dia.

Anies menyampaikan, apabila dia terpilih menjadi gubernur, dia akan menerapkan kebijakan sebaliknya, yakni menegakkan keadilan untuk warga di Jakarta.

Selain soal RTRW, warga juga menanyakan nasib guru mengaji hingga program pemberdayaan perempuan untuk menyejahterakan keluarga kepada Anies. 

Calon gubernur nomor tiga ini menjawab bahwa dia akan memberikan perhatian kepada guru mengaji, PAUD, dan TK di Jakarta.

(Baca juga: Anies: Tawuran Faktornya Banyak, Salah Satunya Kurang Lapangan Kerja )

Sementara itu, untuk pemberdayaan perempuan, Anies menjelaskan program wirausaha perempuan mandiri.

"Ibu yg ingin kerja, kami ada wirausaha perempuan mandiri. Diberi modal, pelatihan, pendampingan, untuk kerja di rumah," kata Anies.

Kompas TV Setelah penetapan putaran kedua Pilkada Jakarta 2017, iklim politik ibu kota diyakini ramai dengan klaim koalisi yang mendukung salah satu dari pasangan calon. Dukungan partai pungusung Agus-Sylvi dipastikan jadi rebutan dari partai pendukung Ahok dan Anies.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang



Terkini Lainnya

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Megapolitan
Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Megapolitan
Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Megapolitan
Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Megapolitan
Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Megapolitan
Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com