Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Bubarkan "Sweeping" Angkot oleh Pengemudi Ojek "Online" di Tangerang

Kompas.com - 08/03/2017, 17:12 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis


TANGERANG, KOMPAS.com -
Aksi "sweeping" yang dilakukan sejumlah pengemudi ojek online terhadap sopir angkot di Jalan Daan Mogot, di depan Polrestro Tangerang, dibubarkan oleh polisi, Rabu (8/3/2017) sore.

Puluhan pengemudi ojek online itu dibubarkan setelah beberapa orang perwakilannya masuk ke dalam Polrestro Tangerang untuk membuat laporan.

Isi laporan adalah mengenai dugaan terjadinya kekerasan terhadap pengemudi ojek online saat sopir angkot demo pada Rabu pagi di beberapa titik di Tangerang.

Para sopir angkot protes terhadap keberadaan jasa transportasi online yang dinilai mengurangi pendapatan mereka.

"Habis laporan, perwakilan ojek online akan bertemu Pak Kapolres untuk bicara," kata Wakapolres Metro Tangerang Ajun Komisaris Besar Erwin Kurniawan, di lokasi.

Erwin menjelaskan, pihaknya belum tahu apa inti permasalahan sehingga pengojek online sempat berkumpul dan melakukan aksi sweeping angkot di depan Polrestro Tangerang. Pasalnya saat ini proses pembuatan laporan masih berlangsung.

Pantauan Kompas.com, puluhan laki-laki berkerumun di depan Polrestro Tangerang yang mayoritasnya mengenakan jaket ojek online berteriak saat angkot melintas.

Bahkan, ada angkot yang dipukul-pukul dengan tangan kosong dan coba dihentikan. Beberapa sopir angkot yang masih membawa penumpang berusaha untuk tetap berjalan.

Tetapi, hal itu semakin memicu emosi pengemudi ojek online. Sejumlah personel polisi dan Satpol PP yang berada di lokasi dapat menangani situasi sehingga angkot yang dihalangi bisa melintas.

Adapun sejumlah sopir angkot yang melihat adanya sweeping dari kejauhan langsung memutar ke arah lain.

Menurut seorang pengemudi ojek online di lokasi, Heri, mereka tidak ingin membuat ricuh. Kedatangan ke Polrestro Tangerang dalam rangka meminta jaminan agar mereka tidak di-sweeping lagi oleh sopir angkot.

"Kami juga sudah imbau rekan-rekan untuk bubar dan langsung pulang ke rumah, jangan kumpul lagi. Perwakilan kan sudah ada yang lapor ke polisi, sekarang kami tinggal menunggu," tutur Heri.

Arus lalu lintas di Jalan Daan Mogot yang sempat tersendat pada pukul 15.00 WIB sudah relatif lancar pukul 16.00 WIB. Sejumlah polisi masih berjaga di lokasi bekas sweeping tadi.

(Baca: Aksi Balasan, Pengemudi Ojek "Online" Halangi Angkot di Depan Polrestro Tangerang)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com