Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalah Bersaing, Pengusaha Angkutan Minta Transjakarta Beli Bus Mereka

Kompas.com - 09/03/2017, 22:09 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Ketua Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan mengatakan para pengusaha angkutan umum saat ini sedang berencana mengajukan permintaan agar PT Transportasi Jakarta bersedia membeli izin trayek dan bus-bus mereka.

Penyebabnya karena pengusaha angkutan umum kalah bersaing dengan layanan bus Transjakarta.

Menurut Shafruhan, semakin banyaknya layanan bus feeder di rute-rute bus kota reguler menyebabkan warga penumpang lebih memilih menggunakan bus Transjakarta.

"Kalau terus menempatkan bus di trayek kami ya sama saja ngebunuh. Mending beli aja izin dan bus kami," kata Shafruhan, saat dihubungi, Kamis (9/3/2017).

Shafruhan menuturkan, permintaan agar PT Transjakarta membeli izin trayek dan bus merupakan satu-satunya opsi yang bisa dilakukan pengusaha angkutan umum. Sebab, jika harus bekerja sama, Shafruhan menyebut para pengusaha tidak memiliki modal untuk meremajakan bus.

Dalam mekanisme kerja sama dengan PT Transjakarta, pengusaha akan dibayar dengan sistem rupiah per kilometer. Dengan catatan, bus yang digunakan memenuhi standar yang ditetapkan, salah satunya bus yang dilengkapi  AC.

"Mau integrasi tidak mungkin dengan kondisi angkutan umum saat ini. Mau diremajakan enggak ada modal. Jadi ya sudah beli saja sekalian daripada mati," ujar Shafruhan.

Shafruhan menyatakan, para pengusaha angkutan umum sebenarnya keberatan dengan  perluasan layanan Transjakarta ke rute-rute bus kota reguler.

"Bukannya membina mengembangkan usaha rakyat, tapi malah membunuh. BUMD itu modalnya dari anggaran rakyat. Kok dibuat untuk bunuh rakyat," kata Shafruhan.

Saat ini, layanan bus Transjakarta memang tidak hanya melayani di koridor busway saja, tapi sudah merambah ke rute-rute angkutan reguler, termasuk rute ke kota-kota penyangga.

Dengan hanya membayar Rp 3.500, penumpang tidak perlu lagi mengeluarkan biaya tambahan jika berpindah bus. Kondisi itu yang ditengarai menjadi penyebab penumpang kemudian lebih memilih naik bus Transjakarta.

Kompas TV Bus Baru Akan Digunakan di Luar Bus Transjakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Megapolitan
Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Megapolitan
Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Megapolitan
Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Ngaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Ngaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Megapolitan
Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Megapolitan
Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Arogansi Pengendara Fortuner yang Mengaku Anggota TNI, Berujung Terungkapnya Sederet Pelanggaran Hukum

Megapolitan
Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki supaya Banyak Pengunjung...

Banjir dan Fasilitas Rusak, Pekerja di Pelabuhan Sunda Kelapa: Tolong Perbaiki supaya Banyak Pengunjung...

Megapolitan
Walkot Depok Idris: Saya 'Cawe-cawe' Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Walkot Depok Idris: Saya "Cawe-cawe" Dukung Imam Budi Hartono di Pilkada

Megapolitan
Jakarta yang Terbuka Lebar bagi Para Perantau, tetapi Jangan Nekat...

Jakarta yang Terbuka Lebar bagi Para Perantau, tetapi Jangan Nekat...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 18 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Kisah di Balik Menjamurnya Warung Madura, Ada Bos yang Dukung Pekerja Buka Usaha Sendiri

Kisah di Balik Menjamurnya Warung Madura, Ada Bos yang Dukung Pekerja Buka Usaha Sendiri

Megapolitan
Polisi Imbau Masyarakat Setop Bagikan Video Bunuh Diri Selebgram Meli Joker

Polisi Imbau Masyarakat Setop Bagikan Video Bunuh Diri Selebgram Meli Joker

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Sopir Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Ditangkap | Pendeta Gilbert Lumoindong Dituduh Nistakan Agama

[POPULER JABODETABEK] Sopir Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Ditangkap | Pendeta Gilbert Lumoindong Dituduh Nistakan Agama

Megapolitan
Sejumlah Calon Wali Kota Bogor Mulai Pasang Baliho, Rusli Prihatevy Mengaku Masih Santai

Sejumlah Calon Wali Kota Bogor Mulai Pasang Baliho, Rusli Prihatevy Mengaku Masih Santai

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com