Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sopir Angkot Tabrak "Driver" Grabbike hingga Akhirnya Ditangkap

Kompas.com - 11/03/2017, 11:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Dengan tangan terborgol, SBH dihadirkan ke hadapan awak media saat konferensi pers di Mapolrestro Tangerang, Banten, Jumat (10/3/2017).

Pria berusia 22 tahun itu mengenakan kaus tahanan berwarna oranye dan memakai topi hitam.

Tangannya dalam keadaan terborgol. Mulutnya ditutupi masker. Tubuh tersangka penabrak pengemudi ojek online itu terlihat gemetaran.

Dari gesturnya, tampaknya sopir angkot di Tangerang itu didera ketakutan.

Kapolrestro Tangerang Kombes Harry Kurniawan menyatakan bahwa SBH dituduh telah melakukan pembunuhan berencana.

Ancaman hukuman dari pasal 340 pun tak main-main, yakni maksimal hukuman mati.

Ia dituduh sengaja menabrak Ichtiyarul Jamil (22), pengemudi ojek online GrabBike, Rabu (8/3) lalu.

Peristiwa memilukan itu terjadi di depan Tangcity Mall, Cikokol, Tangerang. Kala itu SBH mengemudikan mobil angkot R03 jurusan Pasar Anyar-Serpong nopol B1678 CTX.

Jamil tengah berjalan santai di sisi jalan. Tiba-tiba saja SBH menabrak Jamil dari arah belakang menggunakan angkotnya.

Jamil yang masih tercatat sebagai mahasiswa Universitas Muhamadiyah Tangerang (UMT) itu terpelanting akibat hantaman angkot warna biru yang dikemudikan pelaku.

Usai menabrak, pelaku langsung melarikan diri. Sedangkan Jamil yang terluka parah dilarikan ke RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.

Video penabrakan pengemudi ojek online itu dengan cepat beredar di media sosial dan menjadi viral pada Rabu (8/3). Polisi langsung bergerak cepat memburu pelaku.

Akhirnya pelakunya berhasil dibekuk, Kamis (9/3). Ternyata pelakunya adalah SBH, yang sehari-hari menjadi sopir tembak angkot.

"Kami mengamankan sopir yang sengaja menabrak korbannya," kata Kapolrestro Tangerang, Kombes Harry Kurniawan, Jumat (10/3)

Penghasilan anjlok

Di depan wartawan, SBH mengungkapkan alasan mengapa dirinya nekat menabrak Jamil. Alasannya adalah karena dendam terhadap transportasi berbasis online.

Ia mengaku, penghasilannya sebagai sopir angkot anjlok sejak munculnya ojek online.

"Omzet saya berkurang semenjak ada ojek online. Biasa sehari dapat Rp 100.000, sekarang cuma Rp 40.000," kata SBH dengan wajah tertunduk.

Berkurangnya pendapatan membuat SBH kesulitan memenuhi kebutuhan rumah tangganya.

"Saya sudah 2 tahun jadi sopir tembak. Sudah punya anak istri," ujarnya.

Tak heran jika ia sudah lama merasa kesal kepada para pengemudi ojek online. Dendam yang membara akhirnya mendorongnya berbuat nekat.

Lelaki asal Lampung tersebut meluapkan emosinya dengan menabrak Jamil pada Rabu petang.

Mau pulang kampung

Kasat Reskrim Polrestro Tangerang, AKBP Arlon Sitinjak menyatakan, perbuatan pelaku dilakukan secara sadar.

"Pelaku tidak dalam pengaruh alkohol. Dia dalam keadaan normal," katanya.

Jajarannya pun akan memeriksa apakah tersangka mempunyai Surat Izin Mengemudi (SIM) saat melakukan pekerjaannya sebagai sopir.

Dijelaskan Arlon, sebelum menemukan SBH, polisi awalnya mendatangi tiap-tiap pangkalan sopir angkot R03, setelah terjadi penabrakan. Beberapa sopir pun dimintai keterangan.

"Kami awalnya mendatangi tongkrongan para sopir. Dilakukan penyelidikan siapa pelaku yang melakukan penabrakan terhadap pengemudi ojek online ini," ujar Arlon saat berbincang dengan Warta Kota di Mapolrestro Tangerang, Jumat (10/3).

Arlon mengungkapkan, awalnya cukup sulit mengidentifikasi tersangka. Semua sopir bungkam.

Arlon pun kemudian memeriksa pihak-pihak yang mempunyai angkot trayek Pasar Anyar-Serpong. Alhasil penyelidikan berbuah manis.

"Ada yang punya angkot R03 mengeluh, kalau mobilnya itu habis menabrak orang," ucapnya.

Bahkan pemilik mobil berniat untuk memodifikasi angkotnya itu agar tak terendus polisi.

Aparat bergerak cepat dan segera mencari barang bukti angkot yang menabrak pengemudi ojek online.

"Angkot yang digunakan untuk menabrak korban dipasangi stiker. Setelah menabrak, stikernya itu dicopot agar tak dikenali. Kami lakukan observasi dan akhirnya menemukan angkot itu di pangkalan Cikokol," kata Arlon.

Petugas pun langsung menyita barang bukti angkot ini. Mereka mengamankan barang bukti yang menjadi saksi bisu insiden tabrak lari dan dibawa ke Mapolrestro Tangerang.

"Setelah kami berhasil sita barang bukti, identitas sopir yang menabrak akhirnya terungkap. Pelaku SBH merupakan sopir tembak, dia kabur ke daerah Bekasi," tuturnya.

Tersangka bertolak ke Bekasi meminta perlindungan terhadap rekan-rekan seprofesinya.

Ia bersembunyi di pangkalan sopir, bahkan sudah bersiap-siap untuk melarikan diri ke kampung halamannya di Lampung.

"Dia asal Lampung, kalau kami terlambat sedikit waktu saja, mungkin dia sudah pergi ke kampungnya," ungkap Arlon.

Kerja sampingan

Korban Ichtiyarul Jamil (22) merupakan mahasiswa yang menimba ilmu di Universitas Muhamadiyah Tangerang (UMT). Jamil menyambi sebagai pengemudi ojek online.

"Dia sebagai mahasiswa aktif angkatan 2014," ujar Kepala Sekretariat UMT, Ahmad Nasuhi Yusuf pada Jumat (10/3).

Jamil duduk di bangku kuliah D3 Akuntansi. Saat ini dirinya sudah masuk semester enam. "Dia jadi driver GrabBike hanya melakukan pekerjaan sampingan untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari dan kuliahnya," ucapnya.

Guna meringankan keluarga korban, pihak UMT berjanji akan memberikan bantuan berupaya biaya pengobatan.

"Kondisinya saat ini masih mendapatkan perawatan intensif di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta," papar Ahmad Nasuhi.

Tidak kenal

Kemarin, sejumlah pengemudi ojek online yang prihatin terhadap kejadian yang dialami oleh Jamil mengadakan aksi penggalangan dana. Mereka antara lain menggalang dana dari para pengendara yang lewat di Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat.

Uang hasil penggalangan dana tersebut digunakan untuk membantu proses pengobatan Jamil yang dirawat di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.

"Ini inisiatif kami saja, bukan berasal dari perusahaan. Siapa saja diharapkan keikhlasannya untuk membantu korban," kata Hendi Hidayat, seorang pengemudi ojek online, di Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat, Jumat (10/3).

Hendi menyayangkan apa yang dialami Jamil, meskipun ia tidak mengenal korban. Namun keterikatan emosional Hendi muncul lantaran ia berprofesi sama seperti korban yang notabene merupakan pengemudi ojek online.

"Saya sih gak kenal, tapi yang namanya sama-sama ojek, kami turut prihatin," ungkapnya.

Memanas

Konflik antara sopir angkot dengan pengemudi angkutan online memang memanas di Tangerang beberapa hari terakhir. Seperti diberitakan Warta Kota (9-10/3), para sopir angkot melakukan unjuk rasa terkait keberadaan ojek dan taksi online yang dianggap mengurangi penghasilan mereka.

Dalam demo, Rabu (8/3), para sopir angkot menduduki kantor pusat Pemerintahan Kota Tangerang. Pada saat yang sama, sejumlah sopir angkot melakukan sweeping ojek online di Jalan Satria Sudirman, Tangerang.

Beberapa pengemudi ojek online juga mengaku menjadi korban tindak kekerasan. Mereka pun melaporkan tindak kekerasan itu ke Mapolrestro Tangerang, hari itu juga. Mereka berbondong-bondong menduduki depan halaman Mapolrestro Tangerang.

Di tempat lainnya, sebuah angkot pecah kacanya, diduga korban bentrokan. Menjelang malam, Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah turun ke lapangan untuk meredakan ketegangan. (dik/m8)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jasad Perempuan dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com