Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan DPC PDI-P Jakbar soal Acara Timses Ahok-Djarot yang Dibubarkan Panwaslu

Kompas.com - 11/03/2017, 12:23 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPC PDI-P Jakarta Barat Sigvrieda Lauw menjelaskan kegiatan silaturahim dengan RT dan RW se-Kelurahan Kebon Jeruk, tadi malam. Dia mengatakan acara itu merupakan imbauan kepada warga Jakarta untuk memastikan nama mereka terdaftar dalam daftar pemilih tetap (DPT).

"Waktu itu kan banyak warga yang tidak terdaftar DPT. Jadi kami imbau ke masyarakat yang belum terdaftar untuk segera mengurus," ujar Sigvrieda kepada Kompas.com, Sabtu (11/3/2017).

Sigvrieda mengatakan dia hadir dalam acara itu karena menerima undangan dari pengurus ranting di kelurahan itu. Dia membantah bahwa kegiatan tersebut dibubarkan oleh Panwaslu Jakarta Barat.

Vrieda mengatakan dia mengetahui petugas Panwaslu hadir setelah acaranya selesai.

"Saya pulang, dikasih tahu ada Panwaslu. Mereka tanya, 'kok kami enggak diundang?'. Saya bilang seharusnya sih diundang," ujar Vrieda.

Vrieda sempat menegur pengurusnya karena ternyata mereka tidak mengundang Panwaslu dalam acara itu. Meski tidak ada kegiatan mengajak memilih pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, Vrieda mengatakan seharusnya pengurus tetap mengundang Panwaslu. Hal ini untuk menghindari kesalahpahaman.

Vrieda pun memastikan tidak ada mobilisasi massa untuk melakukan politik uang dalam acara itu.

"Saya beberapa kali bilang, ini kan acaranya sudah mengarah nomor dua, maka pengurus harus lapor. Walau saya enggak ajak pilih kiri kanan, mereka memang harus diundang," ujar Vrieda.

Vrieda mengatakan ini menjadi pembelajaran bagi dia dan pengurusnya untuk melibatkan Panwaslu dalam kegiatan terkait pilkada. Vrieda pun siap jika dipanggil Panwaslu untuk memberikan penjelasan. (Baca: Khawatir Ada Politik Uang, Panwaslu Jakbar Bubarkan Acara Timses Ahok-Djarot)

Adapun, acara silaturahim itu digelar di sebuah rumah makan sekitar pukul 21.00 WIB. Ketua Panwaslu Jakarta Barat Puadi mengatakan mereka mendapat kabar tentang acara itu dari laporan warga.

"Dari informasi yang kami dapatkan itu adalah acara silaturahim RT dan RW se-kelurahan Kebon Jeruk. Kami tindak lanjuti dengan menginstruksikan petugas ke sana untuk lakukan pengawasan karena itu tidak ada surat pemberitahuan," ujar Puadi.

Puadi mengatakan sebenarnya tidak ada masalah jika timses melakukan kegiatan kampanye. Sebab, saat ini tahapan pilkada memang sudah memasuki masa kampanye putaran kedua.

Namun, seharusnya tim tetap memberitahu KPU DKI dan Bawaslu terkait setiap kegiatan kampanye yang dilakukan. Dengan tidak memberi tahu kegiatan kampanye kepada penyelenggara pemilu, kata Puadi, akan timbul kesan negatif.

"Jangan kayak kucing-kucingan. Kalau tidak kasih tahu kan mengkhawatirkan kami dari Panwaslu ada mobilisasi yang mengarah ke politik uang," ujar Puadi.

Kompas TV Salah satu dugaan kampanye hitam didapati di Jakarta Barat. Pelaku penyebaran brosur kampanye hitam diperiksa Panitia Pengawas Pemilu Kota Jakarta Barat. Panwaslu mendapati ratusan ribu brosur yang berisikan 10 kebohongan salah satu pasangan calon. Dalam kasus kampanye hitam ini, panwaslu juga melibatkan polisi dan kejaksaan karena adanya indikasi pelanggaran pidana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com