Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Aksi Simbolis Relawan Agus-Sylvi yang Dukung Ahok dan Anies

Kompas.com - 14/03/2017, 08:42 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Setelah putaran pertama Pilkada DKI Jakarta 2017, tercatat sudah banyak kelompok relawan pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, yang menyatakan mengalihkan dukungan untuk Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, maupun Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Pernyataan pengalihan dukungan kerap kali disertai dengan aksi simbolis. Namun, terdapat perbedaan aksi simbolis dari relawan yang mendukung Ahok-Djarot dengan yang mendukung Anies-Sandi.

Pada relawan Agus-Sylvi yang mendukung Ahok-Djarot, aksi simbolis dukungan kerap dilakukan dengan cara mengganti baju kampanye yang lama dengan kemeja kotak-kotak. Baju kampanye Agus-Sylvi adalah baju hitam lengan panjang yang dipenuhi berbagai emblem. Baju ini sering disebut dengan nama tacticool.

Aksi simbolis mengganti baju tacticool dengan kemeja kotak-kotak oleh relawan Agus-Sylvi juga terjadi saat deklarasi dukungan kelompok relawan Pemuda Agus-Sylvi Sabtu (11/3/2017).

Dalam acara tersebut, Djarot tampak mengenakan baju kotak-kotak ke beberapa anggota relawan.

Beberapa hari sebelumnya, Rabu (1/3/2017), sejumlah relawan Agus-Sylvi juga mendeklarasikan dukungan mereka untuk Ahok-Djarot. Peralihan dukungan yang dilakukan di kawasan Widya Chandra itu dilakukan dengan melepas tacticool dan menggantinya dengan kemeja kotak-kotak.

(baca: Saat Djarot Ajarkan Relawan Agus-Sylvi Ucapkan Yel "Salam Dua Jari" )

Aksi simbolis dengan cara mengganti baju kampanye yang lama dengan yang baru tidak dilakukan oleh kelompok-kelompok relawan Agus-Sylvi yang mengalihkan dukungannya untuk Anies-Sandi.

Pada banyak kesempatan, aksi simbolis relawan Agus-Sylvi yang mendukung Anies-Sandi tidak dilakukan dengan mengganti tacticool dengan baju kampanye Anies-Sandi. Tapi hanya mengganti emblem-emblem yang ada pada tacticool.

Emblem-emblem yang tadinya bertuliskan simbol dan slogan kampanye Agus-Sylvi, dicopot dan diganti dengan simbol dan slogan khas Anies-Sandi. Seperti perubahan emblem #JakartaUntukRakyat menjadi #SalamBersamaUntukJakarta, hingga perubahan emblem angka 1 menjadi 3.

Hal itu terjadi saat Sandi menghadiri deklarasi dukungan dari kelompok relawan Agus-Sylvi wilayah Kebayoran Lama Selatan, Selasa (28/2/2017). Saat itu, Sandi bahkan sempat mengenakan baju tacticool ala Agus-Sylvi, namun dengan emblem yang sudah diganti dengan simbol dan slogan khas Anies-Sandi.

Hal yang sama juga terjadi saat deklarasi dukungan tiga kelompok relawan Agus-Sylvi untuk Anies-Sandi, Selasa (7/3/2017). Kelompok relawan Agus-Sylvi yang mengalihkan dukungan masing-masing Bara (Barisan Relawan Agus-Sylvi), Baja (Barisan Anak Jakarta), dan Kompas (Komunitas Pendukung Agus-Sylvi).

(baca: Relawan Agus-Sylvi di Kemayoran Dukung Anies-Sandi)

Dalam kedatangannya ke posko pemenangan Anies-Sandi di Jalan Melawai, Blok M, Jakarta Selatan, para relawan Agus-Sylvi datang tetap dengan mengenakan seragam tacticool. Namun, emblem pada seragam yang mereka kenakan tidak lagi bertuliskan Agus-Sylvi dan angka 1, tetapi sudah bertuliskan Anies-Sandi dan angka 3.

Meski sudah banyak kelompok relawannya yang mengalihkan dukungan, sampai saat ini belum ada peryataan resmi dari tim Agus-Sylvi mengenai dukungan yang akan mereka berikan kepada pasangan calon lain pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta.

Juru bicara Agus-Sylvi, Rachland Nashidik, bahkan mengatakan pihaknya kemungkinan tidak akan memberikan dukungan pada pasangan mana pun pada putaran kedua.

"Bila minta pendapat saya, akan saya jawab kalau serahkan saja kepada warga Jakarta pendukung Agus-Sylvi untuk memilih berdasar keyakinan dan hati nurani masing-masing," kata Rachland, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (3/3/2017).

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo menyebutkan hal senada Menurut Roy, kemungkinan besar partainya akan nonblok pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Kemungkinan besar (Partai Demokrat) akan memberikan sinyal untuk nonblok. Nonblok dengan catatan, tidak boleh golput, tetap memilih, karena ini hak politik dan demi kemajuan Jakarta," kata Roy.

Kompas TV Para relawan Agus-Sylvi Kecamatan Johar Baru dan sekitarnya, mendeklarasikan dukungan terhadap Ahok-Djarot.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com