JAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede mengaku belum dapat menyimpulkan penyebab tawuran antar warga Tambak dengan Manggarai yang terjadi berulang kali.
Meski demikian, dia mengatakan, pejabat setempat bersama pihak kepolisian mengaku terus mengupayakan perdamaian antara warga Tambak dengan Manggarai.
"Sampai sekarang enggak ada yang bisa menyimpulkan apa penyebab masalahnya. Karena hubungan silaturahim antara RT/RW dari Tambak dan RT/RW Kelurahan Manggarai Selatan juga cukup bagus," kata Mangara, kepada wartawan, Rabu (15/3/2017).
Baca: Pagar Pembatas Akan Dibangun di Antara Tambak dan Manggarai
Contohnya, ketika selesai tawuran, petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) dari dua kelurahan tersebut bersama-sama membersihkan lingkungan.
Selain itu, korban luka dari Manggarai Selatan dan Tambak juga dirawat di rumah sakit yang sama.
"Jadi susah menyimpulkannya, ini satu hal yang selalu berulang-ulang. Yang pasti, tawuran itu selalu diawali dengan (ledakan) mercon," kata Mangara.
Selain itu, menurut dia, tak diketahui pihak mana yang memulai tawuran. Sebab, jika ditanya kepada warga Tambak, mereka akan menyebut warga Manggarai Selatan yang memulai. Begitu pula sebaliknya.
Baca: Cegah Tawuran, Anak Muda di Tambak dan Manggarai Akan Diarahkan ke Kegiatan Positif
Sedangkan terkait rencana Gubernur non aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok untuk memindahkan warga ke rumah susun, Mangara memastikan hal itu berlaku bagi warga yang tinggal di bantaran kali.
"Kalau di wilayah Jakarta Pusat tidak ada (warga) yang tinggal di bantaran kali. Jakarta Selatan adanya," kata Mangara. Tawuran antara warga Tambak dan warga Manggarai beberapa kali terjadi.
Terakhir kali tawuran pecah pada Minggu (5/3/2017) dan Senin (6/3/2017) sore. Tawuran pada hari Minggu menyebabkan dua pemuda tewas, sedangkan tawuran pada hari Senin mengakibatkan sejumlah orang luka-luka.
Baca: Tawuran di Tambak, Dua Orang Tewas