Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Apa Program OK-OTRIP Anies-Sandi?

Kompas.com - 16/03/2017, 08:24 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, telah memperkenalkan program mereka di bidang transportasi yang dinamakan OK-OTRIP. Program ini merupakan konsep untuk menerapkan tarif transportasi terintegrasi sebesar Rp 5.000.

Saat berkunjung ke kawasan Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat, Jumat (10/3/2017), Sandi menyebut konsep OK-OTRIP berbeda dengan Transjakarta yang menerapkan tarif Rp 3.500 sekali jalan.

Pada OK-OTRIP, Sandi berjanji akan menggandeng angkot-angkot eksisting untuk dijadikan angkutan pengumpan. Hal ini berbeda dengan sistem Transjakarta saat ini yang angkutan pengumpannya adalah bus-bus sedang.

Menurut Sandi, sistem Transjakarta yang diterapkan saat ini tidak mengakomodir keberadaan angkot sehingga pengguna Transjakarta yang harus mengeluarkan biaya ongkos angkot untuk menuju ke halte Transjakarta.

"Sekarang hanya lewat Transjakarta saja. Kalau sampai bawah sambung pakai angkot dan sebagainya sampai Transjakarta bisa sampai Rp 15.000. Tapi nanti OK-OTRIP Rp 5.000 semua," ujar Sandi.

(baca: Anies-Sandi Janji Jadikan Angkot Pengumpan Transjakarta)

Juru bicara Anies-Sandi, Pandji Pragiwaksono, menjelaskan melalui www.pandji.com, bahwa tidak semua kawasan permukiman di Jakarta bisa dilalui bus. Di situlah dia menilai perlu menggandeng angkot-angkot untuk jadi angkutan pengumpan.

Pandji mengatakan angkot merupakan angkutan yang lahir dari kebutuhan masyarakat sehingga dia menilai angkot tidak akan bisa dihapus seperti keinginan Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama.

Pada beberapa kesempatan, Ahok memang beberapa kali melontarkan keinginan untuk menghapus angkot. Selain itu, ia juga menyebut angkot pasti akan kalah bersaing jika tidak mau beragabung dalam sistem Transjakarta.

"Jangankan angkot, di kompleks perumahan saya, odong-odong jadi moda transportasi. Kagak bohong saya. Isinya ibu-ibu semua. Sampai supermarket, turun ngasi duit ke sopirnya. Itu terjadi karena kebutuhan," kata Pandji.

Menurut Pandji, angkot harus dijadikan bagian dari perubahan yang dirangkul dan diubah sistemnya menjadi lebih baik.

"Jangan angkot dihapus dan diganti bis 9-10 meter seperti keinginan Pak Basuki," ujar dia.

Pandji mengatakan, Anies-Sandi berencana merangkul angkot dan mengubah sistemnya jadi lebih akuntabel dan profesional. Ia yakin dengan cara ini tidak akan ada lagi angkot-angkot ngetem ataupun sopir tembak.

 "Ketimbang menghapus angkot dan menghilangkan penghasilan sebagian warga Jakarta. Karena kalau diganti bus, tentu satu bus akan memuat lebih banyak penumpang dan menjadikan jumlah busnya lebih sedikit daripada jumlah angkot. Yang berarti jumlah sopir yang dipekerjakan lebih sedikit," ucapnya.

Selain penjelasan Pandji di atas, apa yang direncanakan Anies-Sandi pada program OK-OTRIP sama dengan yang sudah dilakukan Ahok pada sistem Transjakarta saat ini. Seperti sertifikasi untuk pengemudi, sistem setoran yang diganti dengan sistem berdasarkan kilometer tempuh, dan pembayaran non tunai melalui e-money.

Namun, khusus untuk sistem setoran dan pembayaran non tunai melalui e-money, Pandji kembali menegaskan bahwa Anies-Sandi akan menggandeng angkot untuk terlibat. Ia menyebut nantinya di pintu angkot akan dipasang card reader untuk tap-in tap-out, seperti yang saat ini diterapkan di halte Transjakarta.

Menurut Pandji, pemasangan card reader di pintu angkutan umum sudah diterapkan di banyak negara. Khusus di Indonesia, ia menyebut penerapan sistem tersebut sudah pernah dilakukan pada layanan transmusi di Palembang.

 "Ketika turun dari angkot dan hendak naik Transjakarta, maka penumpang akan tap-in kartunya lagi di halte Transjakarta. Apabila jarak antara tap-out di moda sebelumnya dan tap-in di moda lanjutannya kurang dari 30 menit, maka saldo tidak akan terpotong lagi," kata Pandji.

(baca: Anies Sebut Rumah dengan DP 0 Rupiah Akan Dibangun Dekat Transportasi Massal)

 Lebih lanjut, Pandji menilai pemimpin Jakarta sudah seharusnya memahami kebutuhan warga, tidak hanya yang menjadi pengguna kendaraan pribadi ataupun yang naik angkutan umum, tapi juga memahami kebutuhan warga yang menjadi pengemudi angkutan umum.

"Sampai sini saya mau mengatakan bahwa solusi yang Pak Basuki tawarkan tidak salah. Menghilangkan angkot dan menggantinya dengan bus bisa jadi solusi yang beliau anggap terbaik. Saya sangat yakin sudah beliau pikirkan. Beliau bahkan bisa jamin angkot kalau tetap mau beroperasi tidak akan bisa menang lawan beliau. Pada akhirnya, itu keputusan yang jadi hak pemimpin Jakarta. Anda tinggal memilih mau cara memimpin yang mana," ucap Pandji.

Kompas TV Pertarungan Suara Pilkada DKI Jakarta Putaran 2 (Bag 3)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com