Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Alasan Ahok "Kucing-kucingan" dengan Media Selama Kampanye?

Kompas.com - 23/03/2017, 09:31 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah tiga pekan masa kampanye putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017 berjalan, jadwal kegiatan calon gubernur nomor pemilihan dua DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, terbilang paling tak diketahui dibandingkan calon lainnya.

Langkah Ahok ini berbeda dengan calon wakil gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, maupun pasangan calon gubernur-wakil gubernur nomor pemilihan tiga DKI Jakarta, Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Adapun Djarot, Anies, dan Sandiaga selalu memberitahukan agenda kampanye mereka kepada awak media.

Sementara itu, Ahok tak memberi informasi mengenai agenda kampanyenya kepada awak media.

Bahkan, Ahok beberapa kali blusukan mengunjungi warga tanpa mengikutsertakan awak media.

(Baca juga: Penjelasan Ahok soal Blusukan Online "Kepoin Pelayan Jakarta")

Kegiatan Ahok baru diketahui awak media setelah mantan Bupati Belitung Timur itu mengunggah foto atau video melalui akun media sosialnya.

Tim suksesnya juga pernah merekam kegiatan blusukan Ahok melalui live Facebook sehingga awak media yang ditugasi untuk meliput Ahok, hanya dapat menonton dan mentranskrip kegiatan Ahok melalui video live Facebook.

Kini, awak media diberi kesempatan untuk mewawancarai Ahok di kantor milik Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan versi Muktamar Jakarta, Djan Faridz, di kawasan Jalan Proklamasi Nomor 53, Jakarta Pusat.

Biasanya, sesi wawancara dilakukan pada sore hari usai Ahok shooting untuk tayangan program televisi.

Ahok beralasan harus memaksimalkan waktu kampanye yang hanya berlangsung 7 Maret hingga 15 April 2017.

"Waktu sudah pendek kan, orang mau kasih masukan apa, kami langsung tahu. Kami cek kesehatan (kinerja Dinas Kesehatan) atau nanti ada ide baru lagi," kata Ahok, di Jalan Proklamasi Nomor 53, Jakarta Pusat, Rabu (22/3/2017).

Alasan Ahok

Hal serupa juga terjadi pada masa kampanye putaran pertama Pilkada DKI Jakarta 2017. Ketika itu, kegiatan Ahok kerap tak diketahui awak media.

Hanya saja, awak media tetap diizinkan untuk meliput kegiatannya menemui warga di lapangan.

(Baca juga: Istri Ahok Diduga Melanggar Kampanye, Timses Sebut Panwaslu "Lebay")

Lantas, apa alasan Ahok selama ini "kucing-kucingan" dengan awak media?

Ahok menjawab, untuk putaran pertama Pilkada DKI Jakarta 2017, ia mempersilakan media meliputnya karena kegiatannya lebih banyak mengunjungi proyek pembangunan Pemprov DKI Jakarta.

"Kalau kampanye putaran pertama, saya memanfaatkan waktu cuti saya mengunjungi proyek-proyek normalisasi. Kenapa kalian semua (awak media) ikut (blusukan), karena kan lihat proyek," kata Ahok.

Sementara itu, pada kampanye putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017, Ahok fokus menjenguk warga yang terbaring sakit di rumah.

Dia ingin mengetahui apakah program "Dasawisma PKK" dan "Ketok Pintu Layani dengan Hati" milik Dinas Kesehatan DKI sudah terealisasi.

"Kalau wartawan datangi orang sakit sampai masuk (rumah), kan enggak enak. Belum tentu juga mereka (orang sakit) setuju (wartawan ramai-ramai masuk ke rumah)," kata Ahok.

(Baca juga: Saat Ahok-Djarot Keberatan Diminta Laporkan "Blusukan"-nya ke Bawaslu)

Mantan politisi Partai Golkar itu berdalih wawancaranya bersama awak media sudah termasuk kampanye.

Sebab, menyampaikan visi, misi, serta program yang telah maupun akan dilaksanakan Ahok-Djarot jika kembali memimpin Ibu Kota.

"Saya setiap kali dicutikan, saya manfaatkan mengecek pekerjaan. Begitu saya aktif lagi (jadi gubernur), begitu rapim, akan saya bahas. Jadi cepat," kata Ahok.

Kompas TV Gubernur DKI Jakarta Nonaktif Basuki Tjahaja Purnama menghadiri nonton bareng film Bid'ah Cinta, Sabtu (18/3). 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com