"Betul Pak lebih baik jujur dari awal," jawab para nelayan.
Djarot mengatakan, persoalan reklamasi kini sudah dipolitisasi. Seolah-olah, Pemprov DKI Jakarta tidak memedulikan nelayan ketika membuat program tersebut.
Padahal, kata Djarot, nelayan tidak akan ditelantarkan karena program reklamasi. Akan ada tanggul laut yang dibangun. Nantinya, permukiman nelayan bisa dibangun di atas tanggul itu.
"Jadi dekat dengan dermaga hingga lebih mudah untuk melaut. Nanti juga terintegrasi dengan pasar lelang ikan," ujar Djarot.
Ia juga mengatakan, itu merupakan upaya pemerintah untuk menaikkan kualitas kehidupan para nelayan.
Menurut dia, nelayan tidak boleh terus-menerus hidup susah di permukiman kumuh. Apalagi, saat kondisi air laut sudah mulai bagus.
"Sekarang air laut mulai bagus, sudah mulai ada lumba-lumba, artinya polusi berkurang, termasuk ada paus tutul ya. Nah, ini kita jaga sama-sama. Nelayan tradisional sama kita harus satu padu karena masa depan kita di laut," kata Djarot.
"Tapi nelayannya ya jangan sengsara begini, harus lebih baik dong," ujar dia.
Djarot mengatakan, ia memberi penjelasan apa adanya merupakan pendidikan politik yang bagus untuk warga.
(Baca juga: Ketika Djarot Jelaskan soal Reklamasi ke Para Nelayan...)
Warga tidak boleh dibohongi hanya untuk kepentingan pilkada. Setiap janji yang disampaikan juga harus ditepati.
Djarot pun menyerahkan masalah pilihan kepada warga. Dia membebaskan warga untuk memilih siapapun sesuai hati nurani.
Dia tidak ingin merayu dengan menyampaikan hal bohong. "Tapi enggak milih nomor loro (dua) Anda rugi besar loh, semuanya terbukti, kok," kata Djarot.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.