Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angkot KWK yang Terintegrasi Transjakarta Dilarang "Ngetem"

Kompas.com - 27/03/2017, 13:39 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Angkot-angkot milik Koperasi Wahana Kalpika (KWK) yang akan terintegrasi dengan transjakarta dilarang berhenti lama untuk menunggu penumpang alias ngetem.

Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Budi Kaliwono mengatakan, pihaknya mulai memberikan sosialisasi mengenai aturan tersebut kepada pengurus KWK.

Ia berharap, aturan ini nantinya akan disampaikan pengurus KWK kepada sopir-sopir di lapangan.

"Kami juga sedang melatih supaya mereka baik melayani. Sekarang masih banyak komplain KWK sering ngetem, tata tertib enggak teratur," kata Budi di Halte Harmoni, Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat, Senin (27/3/2017).

(Baca juga: Ini Cara agar Penumpang Transjakarta Gratis Naik Angkot KWK)

Layanan angkot KWK terintegrasi transjakarta dijadwalkan mulai diuji coba pada 1 April.

Sampai saat ini, PT Transjakarta maupun KWK masih menginventarisasi trayek-trayek angkot yang nantinya akan diberlakukan layanan tersebut.

Menurut Budi, kerja sama yang dilakukan antara pihaknya dan KWK diterapkan dengan sistem sewa.

PT Transjakarta menyewa angkot milik KWK pada jam-jam tertentu, tepatnya dari pukul 05.00-09.00 dan 16.00-20.00.

Budi menyatakan, uang sewa dibayarkan pihaknya langsung ke pengurus KWK. Nantinya, pengurus KWK-lah yang akan mengatur pembayaran untuk para sopirnya.

Namun, Budi mengaku tidak tahu jumlah besaran gaji yang nantinya akan dibayarkan ke sopir.

"Transjakarta tidak mau mencampuri sampai ke ujung. Karena TJ kan PT. Kami bekerja sama dengan koperasi atau perusahaan angkutan yang sudah baik," ujar Budi.

(Baca juga: Dulu Ingin Dihapus, Kenapa Angkot Kini Digandeng Transjakarta?)

Menurut Budi, dalam setiap trayek, pihaknya mem-booking sekaligus semua angkot KWK yang ada. Nantinya, angkot-angkot tersebut akan diberi tanda khusus.

"Nanti bertahap akan bertambah terus. Sambil kami merapikan armada-armada mereka supaya sama standarnya dengan transjakarta," kata Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Maju-Mundur Pedagang Jual Foto Prabowo-Gibran: Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Maju-Mundur Pedagang Jual Foto Prabowo-Gibran: Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com