JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli psikologi sosial Risa Permana Deli menjelaskan psikologi sosial warga Kepulauan Seribu saat didatangi gubernur non-aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Risa mengatakan, warga merasa senang dan berterima kasih ketika Ahok menyampaikan program budidaya ikan kerapu pada mereka. Itulah sebabnya mereka bertepuk tangan setelah mendengar pidato Ahok. Selain itu, warga Kepulauan Seribu sebelumnya sering kali merasa terabaikan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Sebetulnya mereka merasa berterima kasih karena seorang gubernur tiba-tiba bersedia mengenali keseharian mereka," ujar Risa di Auditorium Kementerian Pertanian, Ragunan, Rabu (29/3/2017).
Baca: Ahli Psikologi Sosial: Yang Dipersoalkan Ahok Bukan soal Agama, tetapi..
Risa mengatakan, Ahok bukan sedang membawa masyarakat Kepulauan Seribu untuk berpikir seperti warga Jakarta di daratan. Kata Risa, Ahok justru mengikuti keseharian warga Kepulauan Seribu dengan menyampaikan program budidaya ikan.
Hal itu membuat warga Kepulauan Seribu bisa menerima isi pidato Ahok. Tepukan tangan warga juga mengandung makna bahwa warga memahami pidato Ahok.
"Masyarakat Kepulauan Seribu tidak pernah meletakan apa yang dikatakan Pak Basuki di luar norma, tidak menolak. Kita bisa lihat reaksi saat mereka saat bertepuk tangan," ujar Risa.
"Tepuk tangan itu representasi konektivitas apa yang disampaikan Pak Basuki sebagai gubernur dan rakyat di pulau," lanjut Risa.
Baca: Ahli Psikologi Sosial: Ahok Tidak Gampang Trauma
Risa yang merupakan Direktur Pusat Kajian Representasi Sosial dan Laboratorium Psikologi Sosial Eropa mengatakan kasus ini terlalu banyak membahas persoalan bahasa.
Padahal, hal yang juga harus dilihat adalah bagaimana kalimat itu diucapkan dan juga reaksi masyarakat Kepulauan Seribu seperti yang dia terangkan.