JAKARTA, KOMPAS.com - Public Relation Lion Air Andy Saladin menanggapi beredarnya video penumpang yang mengaku ditinggal pesawat Lion Air di Bandara Soekarno-Hatta, baru-baru ini.
Video tersebut viral setelah diunggah ulang oleh akun @lambe_turah di jejaring sosial Instagram.
"Itu kejadian di Bandara Soekarno-Hatta, Terminal 1. Schedule buat take off itu pukul 13.10 WIB terbang ke Batam, dan boarding gate sudah ditutup pukul 13.05 WIB," kata Andy saat dihubungi Kompas.com, Kamis (30/3/2017) malam.
Baca: Gara-gara Penumpang Bercanda Pesawat Akan Meledak, Lion Air Batal Terbang
Menurut Andy, sesuai prosedur yang berlaku, pihaknya telah mengumumkan jadwal terbang kepada penumpang melalui pengeras suara. Manajemen mencatat, ada total delapan penumpang yang mengaku tertinggal pesawat karena tidak mendengar pengumuman.
"Kalau terbang tanpa memberi tahu penumpang, yang enggak terangkut 200 penumpang. Mestinya tiketnya jadi hangus," tutur Andy.
Meski begitu, pihak maskapai mengaku memberi kebijakan kepada delapan penumpang ini untuk kembali terbang dengan tujuan yang sama pada esok hari tanpa biaya tambahan.
Kompas TV Keberangkatan pesawat Lion Air asal Denpasar tujuan Jakarta terpaksa dibatalkan, setelah seorang penumpang mengancam telah membawa bom. Pesawat yang hendak lepas landas itu, kemudian kembali ke apron dan para penumpang dievakuasi. Pelaku hingga kini masih diinterogasi polisi. Peristiwa ini terjadi saat Raja Arab Saudi Salman Bin Abdulazis masih berada di Bali untuk berlibur setelah kunjungan kenegaraan di Indonesia. Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Osama Bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi, langsung turun tangan menyelesaikan kasus ancaman bom di Bandara Ngurah Rai, Bali. Sementara itu, kepanikan terjadi di Bandara Internasional Ngurah Rai Bali, saat seorang penumpang berteriak pesawat akan meledak karena bom seusai lepas landas. Pelaku ternyata adalah seorang warga negara Arab Saudi. Menyikapi kasus ini, Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia langsung mendatangi pelaku di lokasi pemeriksaan di sebuah hotel di Kuta, Badung. Dari hasil pemeriksaan, diketahui kasus ini akibat salah komunikasi antar-penumpang. Pelaku pun langsung diizinkan melanjutkan perjalanan ke Jakarta dan tak dideportasi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.