JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua tim pemenangan pasangan calon gubernur-wakil gubernur nomor pemilihan dua DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, Prasetio Edi Marsudi, enggan mengomentari terkait rencana aksi 313 atau 31 Maret 2017.
Aksi itu digelar untuk menuntut Presiden Republik Indonesia Joko Widodo memberhentikan Ahok dari jabatan Gubernur DKI Jakarta.
"Sudahlah. Itu masalah aparat ya kan," kata Prasetio, di Jalan Cianjur, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (30/3/2017).
Tim pemenangan mengaku tak akan terpengaruh mengenai aksi tersebut. Sebab, lanjut dia, tiap orang berhak untuk menyampaikan aspirasi mereka. Di sisi lain, pihak Ahok-Djarot juga sudah pernah menghadapi aksi serupa pada putaran pertama kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017
Baca: Ruhut Berharap Tak Ada yang Menunggangi Aksi 313
"Masyarakat kita, masyarakat Jakarta sudah cerdas kok. Saya pikir (Ahok-Djarot dapat suara) 32-34 persen loh, ternyata dapat (suara) 43 persen," kata Prasetio.
Menurut informasi, aksi 313 rencananya diisi dengan shalat Jumat di Masjid Istiqlal dan penyampaian tuntutan di depan Istana Negara.
Sekitar 100.000 orang dari berbagai daerah di Indonesia akan berpartisipasi dalam aksi 313. Mereka menuntut Jokowi memberhentikan Ahok karena menjadi terdakwa kasus dugaan penodaan agama.
Baca: Djarot Harap Peserta Aksi 313 Hargai Proses Hukum Kasus Ahok
Koordinator aksi dari Forum Umat Islam (FUI) Bernard Abdul Jabbar mengatakan, ribuan orang dari berbagai ormas rencananya akan melaksanakan shalat Jumat di Masjid Istiqlal kemudian berjalan kaki ke Istana Merdeka untuk menyampaikan aspirasinya. Dia menyatakan, aksi tersebut akan berjalan damai.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.