JAKARTA, KOMPAS.com - Berita seputar Pilkada DKI Jakarta 2017 selalu menarik perhatian pembaca. Salah satunya, berita Eddy Sadeli, Ketua Dewan Pakar Tim Pemenangan calon gubernur-wakil gubernur, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, yang mengalihkan dukungan kepada Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok-Djarot Saiful Hidayat pada putaran kedua Pilkada DKI.
Kemudian, ada berita perkembangan terbaru terkait penyitaan barang bukti dari penangkapan Sekjen FUI Muhammad Al-Khaththath yang telah ditetapkan sebagai tersangka dugaan pemufakatan makar.
Ahok curhat jelang sidang pemeriksaannya terdakwa juga masuk dalam berita terpopuler. Berikut, rangkuman berita terhangat di ibu kota yang mungkin Anda lewatkan.
1. Ketua Dewan Pakar Agus-Sylvi dukung Ahok-Djarot
Ketua Dewan Pakar Tim Pemenangan Agus-Sylvi, Eddy Sadeli mengalihkan dukungannya ke Ahok-Djarot pada putaran kedua Pilkada DKI.
Eddy beralasan, Ahok-Djarot adalah calon pemimpin yang mumpuni untuk mengatasi banjir, penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU), hingga pembangunan ruang terbuka hijau.
"Sejak detik ini saya akan jadi ujung tombak pasangan Basuki-Djarot dalam kampanyekan program yang sudah dan akan dikerjakan," kata Eddy di Rumah Lembang, Jakarta Pusat, Sabtu (1/4/2017).
Selengkapnya: Ketua Dewan Pakar Agus-Sylvi Alihkan Dukungan ke Ahok-Djarot
Baca juga: Timses Ahok-Djarot Sempat Bersitegang dengan Timses Anies-Sandi
2. Penyitaan uang Rp 18,8 juta dari Sekjen FUI Al-Khaththath
Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam (FUI) Muhammad Al-Khaththath ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan pemufakatan makar. Ia ditangkap saat tengah menginap di Hotel Kempinsi, Jakarta Pusat pada Jumat (31/3/2017) dini hari atau sebelum aksi unjuk rasa 313.
Dari tangan Al-Khaththath polisi menyita uang belasan juta rupiah. Selain itu, polisi juga menyita spanduk provokatif dan sejumlah dokumen.
"Dari tangan yang bersangkutan kami sita uang dengan total Rp 18.870.000," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono kepada Kompas.com, Sabtu (1/4/2017).
Polisi memutuskan menahan Al-Khaththath setelah diperiksa penyidik selama 1x24 jam di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Dia disangkakan Pasal 107 KUHP juncto Pasal 110 KUHP tentang Pemufakatan Makar.
Selengkapnya: Polisi Sita Uang Rp 18,8 Juta dari Sekjen FUI Al-Khaththath
Baca juga: Polisi Sita Spanduk Provokatif dan Sejumlah Dokumen dari Al-Khaththath
3. Ahok curhat jelang pemeriksaan sebagai terdakwa
Terdakwa kasus dugaan penodaan agama, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok curhat menjelang persidangannya, Selasa (4/4/2017). Agenda sidang, yaitu pemeriksaan Ahok sebagai terdakwa dan pemeriksaan barang bukti.
Ahok menceritakan bagaimana ia dan tim kuasa hukumnya ingin menghadirkan saksi sebanyak mungkin. Namun, hakim telah membatasi agar pihak Ahok tak lagi menghadirkan ahli.
Ahok kemudian teringat ucapan Ketua Majelis Hakim Dwiarso Budi Santiarto bahwa hakim tak memutus perkara berdasar jumlah saksi dan ahli yang dihadirkan. Melainkan mutu dan substansi dari pemaparan para saksi dan ahli.
"Jadi ngapain (menghadirkan) banyak-banyak (saksi dan ahli) kan. Capek juga sidang tiap minggu," kata Ahok seraya menghela napas.
Jelang pemeriksaannya sebagai terdakwa, Ahok mengaku sudah membaca seluruh berita acara pemeriksaan (BAP) seluruh saksi dan ahli yang dihadirkan, baik dari pihak JPU dan dirinya. Ahok juga telah membaca keberatan, tuntutan, dan gugatan JPU.
"Apa jawaban jaksa, saya sudah selesai baca semua. Aku sudah tahu lah jaksa mau mengarah kemana," kata Ahok.
Selengkapnya: Curhat Ahok Jelang Pemeriksaannya sebagai Terdakwa Penodaan Agama
4. Tim Anies-Sandi program rumah akan habiskan Rp 67,6 triliun
Pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor tiga Anies Baswedan dan Sandiaga Uno saat datang menghadiri rapat pleno penetapan pasangan cagub-cawagub untuk Pilkada DKI putaran kedua di Hotel Borobudur, Jakarta, Sabtu (4/3/2017) malam.
Tim pemenangan pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno membantah program rumah DP 0 akan menghabiskan anggaran mencapai Rp 67,6 triliun.
Seorang anggota tim ahli Anies-Sandi, Sidrotun Naim menyatakan, dalam program DP 0, tak ada rencana untuk menyediakan bantuan DP (down payment) untuk satu juta unit rumah. Sebab, kata Naim, jumlah tersebut terlalu besar untuk skala tingkat provinsi.
"Kalau disebut Rp 67,6 itu kan kalau yang dibangun satu juta. Padahal Pak Anies tidak pernah menyatakan angka satu juta. Karena Presiden Jokowi saja yang skala nasional bikinnya satu juta," kata Naim kepada Kompas.com, Jumat (31/3/2017).
Dalam program rumah DP 0, Naim menyebut jumlah unit rumah yang akan dibantu penyediaan DP-nya oleh Pemerintah Provinsi DKI berkisar 100.000-200.000 unit hunian, baik vertikal sederhana maupun rumah tapak dengan lahan yang tidak terlalu luas. Itupun, lanjut Naim, tidak langsung dilakukan sekaligus dalam tahun yang sama.
Selengkapnya:Tim Anies-Sandi Bantah Program DP 0 Habiskan Anggaran Rp 67,6 Triliun
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan