Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berita Populer Jakarta: Dana Pemufakatan Makar hingga Penjelasan Sandiaga soal Tak Hadiri Debat

Kompas.com - 04/04/2017, 06:13 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Berita populer seputar Jakarta kali ini tak hanya soal Pilkada DKI. Ada perkembangan kasus dugaan pemufakatan makar yang menyita perhatian publik. 

Kemudian, ada penjelasan calon gubernur nomor pemilhan dua DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama soal reklamasi, hingga penjelasan calon wakil gubernur nomor pemilihan tiga Pilkada DKI Sandiaga Uno soal ketidakhadirannya dalam acara debat program "Rosi" di Kompas TV

Berikut berita populer seputar Jakarta yang mungkin Anda lewatkan.

1. Dana pemufakatan makar

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengungkapkan, terduga pemufakatan makar sudah merencanakan besaran anggaran untuk upaya menggulingkan pemerintah. Perencanaan itu dibicarakan dalam pertemuan di Kalibata, Jakarta Selatan dan Menteng, Jakarta Pusat.

"Memang di sana disampaikan bahwa untuk jatuhkan pemerintah sah dibutuhkan dana Rp 3 miliar, pemerintah bisa jatuh," kata Argo di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (3/4/2017).

Kasus ini bermula dari penangkapan Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam (FUI) Muhammad Al-Khaththath, ZA, IR, V, dan M terkait dugaan pemufakatan makar pada Jumat (31/4/2017).

Selain itu, polisi juga mengatakan mereka sudah berencana menduduki gedung DPR/MPR. Ada beberapa rencana strategi untuk menguasai DPR/MPR, antara lain dengan menabrakkan kendaraan truk ke pagar belakang Gedung DPR, hingga melalui gorong-gorong, dan jalan setapak.

Selengkapnya: Tersangka Pemufakatan Makar Butuh Rp 3 M untuk Gulingkan Pemerintah

Baca juga: Massa Berencana Makar dengan Masuk ke DPR dan Menabrakkan Truk ke Pagar

2. Ahok menjawab soal reklamasi

Kompas.com/Kurnia Sari Aziza Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat menjawab pertanyaan awak media di sebuah restoran, di kawasan Pantai Mutiara, Jakarta Utara, Jumat (31/3/2017).

Calon gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjawab pertanyaan netizen di jejaring sosial Twitter pada program "Rosi" di Kompas TV. Pertanyaan dari netizen itu tentang mengapa harus ada dan untuk siapa reklamasi di Teluk Jakarta.

Ahok menjawab, reklamasi yang digagas Presiden ke 2 RI Soeharto sebetulnya merupakan ide yang cemerlang. Karena menurut Ahok, Soeharto ingin memanfaatkan reklamasi untuk pertumbuhan ekonomi.

Menurut Ahok, adanya reklamasi dapat menyerap sekitar 1 juta tenaga kerja. Nantinya, para pegawai yang bekerja di pulau reklamasi juga bisa mendapatkan tempat tinggal. Caranya adalah dengan menciptakan kontribusi tambahan.

Bagaimana mendapatkan pemasukan dari kontribusi tambahan?

Selengkapnya: Saat Ahok Ditanya Reklamasi untuk Siapa...

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com