Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zainuddin Disebut Hanya Kritisi Pemerintah dan Tak Berniat Makar

Kompas.com - 04/04/2017, 15:18 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Koordinator Nasional Forum Keluarga Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Kornas Foka IMM), Azrul Tanjung, membantah pemufatan makar yang dituduhkan kepada rekannya, Zainuddin Arsyad. Azrul mengatakan bahwa Zainuddin selama ini hanya mengkritisi pemerintah dan tidak memiliki niat makar.

"Konteks yang dibahas itu adalah upaya-upaya bagaimana memperbaiki pemerintah, mungkin ada bahasa-bahasanya yang agak keras, 'Apakah pemerintah ini, bisa dipertahankan', pemerintah ini bisa dipertahankan itu kan ada mekanisme dan mekanismenya panjang, tidak sesederhana yang dituduhkan kepada mereka," kata Azrul, di Mapolda Metro Jaya, Selasa (4/4/2017).

(baca: Massa Berencana Makar dengan Masuk ke DPR dan Menabrakkan Truk ke Pagar)

Azrul mengatakan, upaya melengserkan pemerintahan yang sah tidak bisa dilakukan hanya dengan menduduki Gedung MPR/DPR RI. Menurut Azrul, aksi yang akan dilakukan Zainuddin di DPR adalah penyampaian aspirasi biasa.

"Kalau saya tidak mempersoalkan orang menduduki DPR/MPR, enggak (makar) lah, malah ketua MPR mempersilakan," kata Azrul.

Azrul mengaku tidak tahu apakah ada hubungan antara Zainuddin dengan Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam (FUI) Muhammad Al-Khaththath. Namun dia mengakui ada sejumlah pertemuan atau acara diskusi yang dihadiri Zainuddin dan temanya mengkritisi kebijakan pemerintah.

"Zainuddin, dia mantan presiden mahasiswa dan juga presiden BEM se-Asia Pasifik, tentu menjadi figur sentral. Itu normal, wajarlah," ucap Azrul.

(baca: Polisi Sebut Sekjen FUI Al-Khaththath Bahas Pemufakatan Makar di Kalibata dan Menteng)

Azrul juga tidak percaya pada tuduhan polisi yang menyatakan para tersangka kasus dugaan makar, termasuk Zainuddin, merencanakan penggulingan pemerintah dengan pendanaan Rp 3 miliar.

Niat untuk makar diyakini Azrul tak ada karena dia ikut menjadi donatur penyumbang logistik unjuk rasa yang direncanakan Zainuddin.

"Saya yakin 100 persen tidak ada yang mendanai, apalagi Rp 3 miliar. Kalau Rp 3 miliar, mereka tidak usah cari-cari saya untuk makan siang. Kalau saya ke kantor mereka nungguin saya tuh, minta nasi bungkus," kata Azrul.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan terduga pelaku pemufakatan makar sudah merencanakan rinci rencana  menggulingkan pemerintahan RI yang sah.

Dalam pertemuan di Kalibata, Jakarta Selatan, dan Menteng, Jakarta Pusat, disebut para tersangka makar membutuhkan dana Rp 3 miliar untuk menggulingkan pemerintah dan salah satu caranya dengan menduduki gedung MPR/DPR.

Menurut Argo, pelaku sudah merencanakan beberapa jalan untuk masuk, seperti dengan menabrakkan truk ke pagar belakang DPR dan masuk melalui gorong-gorong atau jalan setapak.

Polisi telah menetapkan lima tersangka kasus dugaan pemufakatan makar. Mereka adalah Zainuddin Arsyad, Irwansyah, Veddrik Nugraha alias Dikho, Marad Fachri Said alias Andre dan Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam (FUI) Gatot Saptono alias Muhammad Al Khaththath. Kelimanya ditangkap menjelang aksi 313 pada Jumat (31/3/2017) lalu. Kelima orang tersebut disangkakan Pasal 107 KUHP juncto Pasal 110 KUHP tentang Pemufakatan Makar.

Veddrik dan Marad juga dikenai Pasal 16 UU Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis. Menurut polisi, Veddrik dan Marad sempat melontarkan perkataan yang menghina etnis tertentu.

Kompas TV Polri Siap Hadapi Gugatan Tersangka Makar Ini
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Jasad Perempuan dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com