Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga Menolak Penerbitan Suket yang Tidak Dilampiri Kartu Keluarga

Kompas.com - 07/04/2017, 21:19 WIB
David Oliver Purba

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilih dua, Sandiaga Uno, menjelaskan alasan mengapa pihaknya menolak penerbitan surat keterangan (suket) untuk Pilkada DKI Jakarta putara kedua.

Sandiaga mengatakan, penolakan penertiban suket tersebut ialah jika dalam penggunannya tidak dilampirkan kartu keluarga (KK). Menurut Sandiaga, besar kemungkinan suket akan digunakan oleh warga yang harusnya tak memiliki hak suara pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Yang tidak kami setujui adalah suket yang tidak disertai KK karena kemungkinan itu enggak valid. Kemungkinan itu orang-orang yang enggak berhak milih," ujar Sandiaga di Jakarta Pusat, Jumat (7/4/2017).

(baca: Sumarsono Usul Penerbitan Suket Dihentikan H-3 Pemungutan Suara)

Sandiaga menuturkan, alasan lainnya ialah ditemukannya suket palsu yang beredar di masyarakat saat Pilkada DKI Jakarta putaran pertama.

"Isunya adalah kami temukan suket palsu dan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan siapa yang tanda tangan, punya otoritas tepat. Dan itu sudah kami temui di beberapa kejadian dan sudah kami laporkan," ujar Sandiaga.

(baca: Anies Kritik Penggunaan Suket Putaran Kedua)

Terkait dugaan suket palsu tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta mengonfirmasi bahwa suket tersebut tidak palsu melainkan suket yang ditandatangani lurah namun tidak memiliki kop surat.

Tim sukses Anies-Sandiaga sebelumnya melayangkan surat ke KPU DKI Jakarta untuk menolak penerbitan suket karena dinilai ditemukan banyak kejanggalan.

Kompas TV Anies-Sandi Tanda Tangani Kontrak Politik dengan Buruh
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Perampok Pecah Kaca Mobil Kuras Dompet, iPad hingga iPhone 11 Pro Max

Megapolitan
Maling di Sawangan Depok Angkut 2 Motor Lewati Portal Jalan

Maling di Sawangan Depok Angkut 2 Motor Lewati Portal Jalan

Megapolitan
Pedagang Pigura di Jakpus 'Curi Start' Jualan Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Jakpus "Curi Start" Jualan Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Ketua DPRD DKI Pertanyakan Urgensi Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Gugatan PDI-P atas KPU ke PTUN Tak Bisa Pengaruhi Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

ODGJ yang Serang Kakaknya di Cengkareng Sempat Mengamuk Saat Dibawa Sudinsos

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com