Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemantauan Medsos, Elektabilitas Ahok-Djarot 52,72 Persen, Anies-Sandi 47,28 Persen

Kompas.com - 15/04/2017, 21:11 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga pemantau percakapan di media sosial, PoliticaWave, Sabtu (15/4/2017), merilis hasil pantauan seputar Pilkada DKI Jakarta 2017 di dunia maya periode 1-14 April 2017.

Hasilnya, perbandingan jumlah akun netizen (share of citizen) pada periode 1-10 Februari 2017 menunjukkan keunggulan pasangan Ahok-Djarot sebesar 52,72 persen dan pasangan Anies-Sandi sebesar 47,28 persen.

(Baca juga: Politicawave: 51 Persen Netizen Bicarakan Anies-Sandi Saat Debat)

PoliticaWave juga memetakan sentimen netizen terhadap kedua pasangan. Setiap percakapan diberi makna sentimen positif, negatif, atau netral.

Berdasarkan hasil pemantauan itu, Ahok-Djarot juga mendapat sentimen yang lebih positif daripada pasangan Anies-Sandi.

Sentimen positif Ahok-Djarot sebesar 54,92 persen, sedangkan sentimen negatifnya sebesar 45,08 persen.

Sementara itu, Anies-Sandi sentimen positifnya lebih kecil dari sentimen negative, yaitu 44,54 persen berbanding 55,46 persen.

Dari dua metrik tersebut, PoliticaWave memprediksi pasangan Ahok-Djarot akan memperoleh elektabilitas 52,72 pada Pilkada DKI 2017.

Isu positif untuk pasangan Ahok-Djarot di antaranya dukungan netizen terkait proses persidangan dan tagar (56 persen), dukungan dari relawan Agus-Sylvi dan komunitas (14 persen), dukungan dari parpol Islam (12 persen), penampilan pada debat (6 persen), dan program kerja (12 persen).

Sementara itu, sentimen negatif yang ditujukan kepada Ahok-Djarot mayoritas berasal dari isu penistaan agama dan proses persidangan, desakan gubernur nonaktif, aksi 212 dan 313, serta kalah di beberapa survei.

Isu positif untuk pasangan Anies-Sandi di antaranya adalah dukungan dari ormas dan komunitas (47 persen), dukungan PAN dan Perindo (31 persen), unggul dalam beberapa survei (6 persen), penghentian reklamasi (5 persen), dan program kerja (9 persen).

Isu negatif yang ditujukan kepada Anies-Sandi di antaranya yaitu kritik terhadap program kerja, dugaan beberapa kasus hukum, dan dugaan kampanye SARA.

Percakapan ini dipantau dari tujuh media sosial, yakni Twitter, Facebook, Blog, Forum, Online News, Instagram, dan Youtube.

(Baca juga: PoliticaWave: Ahok-Djarot Paling Banyak Dibicarakan "Netizen")

Hasil pemantauan PoliticaWave, terdapat 14.603.893 percakapan dan 2.258.354 netizen yang melakukan percakapan terkait Pilkada DKI 2017.

Setiap percakapan terkait pasangan cagub dan cawagub di media-media tersebut dianalisa oleh platform PoliticaWave.

Semua BOT dan akun-akun spammer juga difilter dalam proses ini sehingga percakapan yang dihitung hanya yang berasal dari netizen asli.

Kompas TV Seminggu sebelum pemungutan suara pilkada putaran dua, Saiful Munjani Research and Consulting merilis survei terbaru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com