Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TKI Ilegal yang Hendak ke Malaysia Gunakan Pesawat Jet Pengusaha Sawit

Kompas.com - 17/04/2017, 18:06 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tiga belas tenaga kerja Indonesia (TKI) ilegal yang hendak ke Malaysia dengan pesawat jet dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, ternyata menggunakan jet pribadi milik pengusaha perkebunan sawit di negeri jiran itu. Pengusaha kelapa sawit pemilik pesawat tersebut diduga juga akan mempekerjakan para TKI ilegal tersebut.

Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Selatan, Cucu Koswala, di Jakarta, Senin (17/4/2017), mengatakan, saat diperiksa para TKI ini tidak mengurus prosedur keberangkatan dengan benar.

Baca juga: TKI Ilegal Diamankan di Halim Sebelum ke Malaysia dengan Pesawat Jet Carteran

Menurut pengakuan dua warga Malaysia yang hendak menjemput 13 TKI ilegal itu, pesawat yang digunakan milik seorang pengusaha perkebun sawit di Malaysia. "Iya, menurut pengakuan orang Malaysia itu punya pengusaha sawit dan perdagangan," kata Cucu, dalam jumpa pers di kantornya, Senin.

Ia mengatakan, pesawat tersebut bukan disewa. Kedua WN Malaysia yang bertugas menjemput ke 13 TKI tersebut juga bukan orang sewaan. "Enggak, karena dua orang ini kerja di perusahaan itu," ujar Cucu.

Menurut Cucu, penjemputan TKI ilegal ke Malaysia itu merupakan modus baru. Ia mengatakan ini merupakan hal luar biasa karena sampai menggunakan pesawat jet pribadi.

Cucu belum menentukan apakah dua WN Malaysia itu bersalah atau tidak. Jika terbukti melakukan tindak pidana, kedua WN Malaysia itu terancam diajukan ke pengadilan atau dideportasi.

"Masih kami periksa," ujar Cucu.

Para TKI itu dijanjikan akan bekerja di perusahaan bidang perkebunan kelapa sawit. Mereka terdiri dari 12 pria dan seorang perempuan. Semuanya lulusan SMA.

Baca juga: Modus Baru, Pengiriman TKI Ilegal dengan Pesawat Jet Pribadi ke Malaysia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Tiga Raperda Disahkan DPRD, Heru Budi Tekankan Sinergi Tingkatkan Kesejahteraan Warga

Tiga Raperda Disahkan DPRD, Heru Budi Tekankan Sinergi Tingkatkan Kesejahteraan Warga

Megapolitan
Sialnya Pemuda Tunarungu dan Tunawicara di Cakung, Dikeroyok 3 Pengamen gara-gara Tak Berikan Uang

Sialnya Pemuda Tunarungu dan Tunawicara di Cakung, Dikeroyok 3 Pengamen gara-gara Tak Berikan Uang

Megapolitan
Tarif Tol Pondok Aren-Ulujami Terbaru per 4 Desember 2023

Tarif Tol Pondok Aren-Ulujami Terbaru per 4 Desember 2023

Megapolitan
Periksa Firli, Polisi Tanyai soal Bukti Valas Rp 7,4 Miliar dan Aset-asetnya

Periksa Firli, Polisi Tanyai soal Bukti Valas Rp 7,4 Miliar dan Aset-asetnya

Megapolitan
Warga Depok Keluhkan KIS Tiba-tiba Non-aktif, Dinsos: Berobat Sebut NIK Saja

Warga Depok Keluhkan KIS Tiba-tiba Non-aktif, Dinsos: Berobat Sebut NIK Saja

Megapolitan
Polisi Gelar Olah TKP Gabungan di Lokasi Penemuan 4 Mayat Bocah di Jagakarsa

Polisi Gelar Olah TKP Gabungan di Lokasi Penemuan 4 Mayat Bocah di Jagakarsa

Megapolitan
4 Bocah Ditemukan Tewas di Jagakarsa, Mayatnya Berjejer di Kasur

4 Bocah Ditemukan Tewas di Jagakarsa, Mayatnya Berjejer di Kasur

Megapolitan
Selain Soal Bagi-bagi Susu di CFD, Bawaslu DKI Bakal Periksa Gibran soal Kampanyenya di Jakut

Selain Soal Bagi-bagi Susu di CFD, Bawaslu DKI Bakal Periksa Gibran soal Kampanyenya di Jakut

Megapolitan
Hujan Deras Sejak Sore, Jalan Dr Setiabudi Pamulang Terendam Banjir

Hujan Deras Sejak Sore, Jalan Dr Setiabudi Pamulang Terendam Banjir

Megapolitan
RUU DKJ Atur Gubernur Ditunjuk Presiden, Heru Budi: Saya Belum Baca...

RUU DKJ Atur Gubernur Ditunjuk Presiden, Heru Budi: Saya Belum Baca...

Megapolitan
Diguyur Hujan Deras, Lima Perumahan di Tangsel Kebanjiran

Diguyur Hujan Deras, Lima Perumahan di Tangsel Kebanjiran

Megapolitan
Pengamat: Pernyataan Aiman Seharusnya Jadi Kritik Biasa

Pengamat: Pernyataan Aiman Seharusnya Jadi Kritik Biasa

Megapolitan
4 Bocah Ditemukan Tewas di Kamar Kontrakan, Tetangga Cium Bau Tak Sedap

4 Bocah Ditemukan Tewas di Kamar Kontrakan, Tetangga Cium Bau Tak Sedap

Megapolitan
Dinsos Depok Minta Warga Tak Khawatir jika KIS Mendadak Tidak Aktif

Dinsos Depok Minta Warga Tak Khawatir jika KIS Mendadak Tidak Aktif

Megapolitan
KPU Jakarta Barat Izinkan Pendamping Tuntun 14.041 Penyandang Disabilitas Saat Pemilu

KPU Jakarta Barat Izinkan Pendamping Tuntun 14.041 Penyandang Disabilitas Saat Pemilu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com