Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKL di Kota Tua Mengeluh Belum Dapat Lokasi Berdagang

Kompas.com - 17/04/2017, 18:33 WIB
Dea Andriani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) yang semula berjualan di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, belum mendapatkan tempat dagang pengganti setelah ditertibkan terkait dengan pelaksananan proyek revitalisasi yang dilakukan Pemprov DKI.

Sejak Juli 2016, sekitar 440 PKL disediakan tempat relokasi untuk berdagang di Jalan Cengkeh yang berjarak sekitar 400 meter dari Museum Fatahillah. Tetapi pada Febuari 2017 para pedagang itu dikeluarkan dari tempat relokasi karena tempat tersebut hendak ditata ulang untuk dijadikan tempat dagang permanen dan lahan parkir bagi pengunjung Museum Fatahillah.

Namun hingga kini para PKL tersebut belum mendapatkan tempat berdagang pengganti yang resmi.

Gilang misalnya, PKL yang terdaftar di Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) DKI, sebelumnya berdagang mie bakso di halaman Museum Fatahillah. Dia harus pindah ke tempat relokasi terkait proyek revitalisasi itu.

"Dari Juli 2016 pindah ke (Jalan) Cengkeh (tempat relokasi), tapi dikeluarin lagi. Jadi sekarang kalau jualan di pinggir jalan seadanya," kata Gilang saat ditemui di Jalan Cengkeh, Jakarta Barat, Senin (17/04/2017).

Ia dan sekitar 14 PKL lain kini menaruh gerobaknya di depan tempat relokasi. Mereka lakukan itu karena tidak mendapat gudang sementara selama proses perampungan tempat relokasi.

"Saya kalau balik bawa gerobak jauh, jadi saya titipkan di sini sama (PKL) yang lain juga," ucap Gilang.

Inah juga punya cerita hampir serupa. Ia sebelumnya berdagang minuman dan berbagai kudapan ringan di kawasan Kota Tua, tepatnya di pinggir Kali Besar. Semenjak rencana revitalisasi dicanangkan, ia pindah dan berjualan di Jalan Teh yang berlokasi persis di seberang Museum Fatahillah.

Berbeda dengan Gilang, Inah merupakan pedagang yang tidak terdaftar di Dinas KUMKMP.

"Mau daftar (resmi) enggak diterima, karena habis jatahnya udah ada lebih dari 400an pedagang makanan," ujar Inah, Senin.

Menurut dia semenjak pindah lokasi dagang, pendapatannya sangat minim. Selama berjualan di Kali Besar, Inah bisa mendapatkan uang sekitar 300-400 ribu rupiah per hari. Kini setelah kurang lebih delapan bulan pindah, dalam sehari ia hanya mampu mendapat maksimal 100 ribu rupiah.

Sementara Atun, sebelumnya berjualan nasi pecel dan gorengan di depan Museum Wayang, sejak ditertibkan juga berjualan di Jalan Teh dan sempat beberapa kali diusir Satpol PP. Namun karena tidak ada lokasi lain, hingga sekarang ia tetap bertahan, berjualan secara sembunyi-sembunyi.

Terkait tempat relokasi yang disediakan Pemprov DKI, Atun mengaku tidak tahu tentang hal tersebut. Namun ia mengatakan akan mempertimbangkan jika disediakan tempat resmi di sana, selama tempat tersebut strategis untuk berjualan.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, tempat relokasi di Jalan Cengkeh yang tembus hingga ke Jalan Teh tersebut masih dalam proses pembangunan. Belum terlihat bentuk bangunan di lokasi yang luasnya sekitar 1 hektare tersebut. Yang terlihat baru beberapa tembok bata putih setinggi kurang lebih satu setengah meter di bagian tengah lokasi, serta bebatuan lain dan beberapa tumpukkan paralon panjang.

Hari Minggu kemarin, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mendatangi kawasan Kota Tua untuk memantau perkembangan proyek revitalisasi. Ahok menjelaskan, hambatan dalam revitalisasi Kota Tua adalah lelang. Kadang-kadang, kata Ahok, konsorsium mendapat kontraktor yang tak mengetahui persoalan seni.

"Secara prinsip, progres jauh lebih cepat daripada dulu. Kami harap enggak sampai 5 tahun (revitalisasi Kota Tua) sudah selesai, saya enggak mau baru selesai 20-30 tahun," kata Ahok, Minggu.

Revitalisasi Kota Tua yang diprioritaskan adalah membuat bening aliran Kali Besar Barat serta revitalisasi kawasan Luar Batang hingga Museum Bahari.

Baca juga: Ahok: Katanya Revitalisasi Kota Tua Butuh 20-30 Tahun, Lemas Saya...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com