Kepala Pusat Studi Kajian Pengembangan Perkotaan Universitas Indonesia Komara Djaja mengatakan, Depok sebagai kota yang berbatasan langsung dengan Jakarta harus mengantisipasi tingginya pertumbuhan penduduk. Tantangan Depok ke depan akan semakin kompleks jika pertumbuhan penduduk ini tidak diantisipasi.
Komara mengatakan, pembangunan infrastruktur amat mendesak. Ini diperlukan agar pertumbuhan tidak terpusat di Jalan Margonda, tetapi menyebar ke seluruh wilayah. Karena itu, penyiapan sistem transportasi harus menjadi prioritas.
Depok juga wajib mempertahankan ruang terbuka hijaunya sebagai daerah resapan. "Pemerintah harus benar-benar ketat mengontrol alih fungsi lahan," ujar Komara.
Idris mengakui tingginya kebutuhan ruang publik. Tahun 2017, Depok mulai menganggarkan pembebasan lahan untuk penyediaan alun-alun Kota Depok dan gedung olahraga. Selain itu, taman-taman kota dibangun, seperti Lembah Gurame dan Lembah Mawar.
Pembangunan RSUD kedua di Depok timur sedang dalam tahap studi kelayakan. Rehabilitasi sekolah dan pembangunan sekolah pun menjadi prioritas karena hingga kini ada beberapa sekolah rusak.
Warga Depok pun harus benar-benar mengawal jalannya program agar semua kebijakan terealisasi dengan baik.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 27 April 2017, di halaman 26 dengan judul "Tumbuh Pesat Minim Antisipasi".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.