Fenomena kiriman rangkaian bunga yang membludak di Balai Kota Jakarta menggelitik banyak pihak untuk berkomentar. Termasuk para Kompasianer yang ikut menuliskan buah pikirannya di Kompasiana.
Artikel berjudul "Menyingkap Makna di Balik Bunga untuk Ahok" ini menjadi salah satu headline dengan keterbacaan yang tinggi di Kompasiana. Selain itu artikel ulasan teknologi terkini yakni Bluetooth 5.0 juga menghiasai headline Kompasiana hari ini.
Berikut ini adalah ulasan dari artikel-artikel pilihan Kompasiana selengkapnya.
1. Makna bunga untuk Ahok
Rangkaian bunga terus memadati kawasan balai kota bahkan jumlahnya dikabarkan mencapai 2.400 karangan bunga. Banyaknya karangan bunga ini dianggap bukti bahwa masyarakat mencintai kinerja Ahok-Djarot, namun beberapa pihak menilai ini adalah hanya pencitraan semata.
Sebenarnya apa yang bisa dimaknai dari fenomena ini? Penulis artikel ini menganggap ada makna mendalam, yaitu bahwa Ahok - Djarot berhasil mendapatkan kepercayaan publik pada pemerintahannya. Berbeda dengan pemimpin terdahulu yang bahkan pesimistis pada Pemprov DKI Jakarta.
Kepercayaan publik ini modal penting dalam konteks good governance, yang tidak lagi menempatkan pemerintah sebagai aktor tunggal.
Baca selengkapnya di artikel "Menyingkap Makna di Balik Bunga untuk Ahok".
2. Pendidikan dasar di UK
Sistem pendidikan setiap negara memang berbeda-beda, begitu juga jika membandingkan sendidikan dasar di Indonesia dengan di United Kingdom (UK).
Berdasarkan pengalaman penulis artikel ini, pendidikan sekolah dasar di UK memang jauh lebih ringan. PR relatif jarang diberikan pada siswa dan guru pun tidak kejar target kurikulum. Bahkan sudah hampir tidak ada sistem belajar hapalan di sana.
Di sana, cara belajar mengarang lebih ditekankan dari pada tata bahasa. Imajinasi anak memang benar-benar dikembangkan. Membaca pun sangat dirangsang bahkan setiap minggu, siswa diberi pinjaman buku jenis novel atau cerita. Inilah alasan mengapa membaca di waktu sengang menjadi kebiasaan di sana.
Ulasan selengkapnya bisa Anda baca lewat tautan artikel "Belajar dari Pendidikan Dasar di United Kingdom".
3. Kartini dan Dian Sastro
Beberapa waktu lalu film Kartini yang dibintangi Dian Sastro resmi dirilis. Film ini menggambarkan perjuangan Kartini yang sarat makna dan bisa menjadi teladan hidup. Namun sebelum dirilis, ada sebuah insiden kecil di mana tersebar sebuah video yang menunjukkan Dian Sastro sebagai pemeran utama menolak seorang fans yang ingin berfoto dengannya.
Video ini kemudian menjadi viral dan menuai banyak kecaman. Setelah itu dikabarkan film Kartini yang dibintangi Dian Sastro tidak laris, sontak para penggemar film menyangkutkan dengan kejadian yang menjadi viral tersebut. Tapi benarkah demikian?
Penulis artikel ini menyatakan bahwa video viral itu memang ada hubungannya dengan ketidaklarisan film Kartini ini. Pasalnya Masyarakat terlalu mengidentikkan pemeran film dengan sosok aslinya sehingga menjadikan ekspektasi berlebihan terhadap si selebritis. Kasus Dian Sastro misalnya yang cukup sepele, selain menjadi aktris (baca: pemeran Kartini), Dian Sastro tetap orang biasa yang sama dengan kita. Namun ekspektasi masyarakat malah menyamakan figure Kartini yang dinilai salah diperankan Dian Sastro hanya karena kasus sepele.
Selengkapnya di artikel "Film Kartini Kurang Laris karena Dian Sastro?".
4. Kota tanpa pengemis
Kupang, kota yang berada di ujung Pulau Timor itu memiliki penduduk yang berasal dari beragam etnis dan suku. Setidaknya ada enam suku atau etnis yang mendiami Kota Kupang. Mereka hidup rukun dan damai di sana.
Ada yang unik dari Kota Kupang ini. Meski nyaris di setiap kota besar pasti ditemukan ada orang yang menjadikan mengemis sebagai profesi resmi untuk mendapatkan penghasilan. Tapi, fenomena mengemis dan pengemis ini, menurut penulis selama ia berada di Kupang hampir tidak pernah ia temukan.
Kendati demikian memang ada satu atau dua pengemis yang berkeliaran, namun jumlahnya tidak banyak. Ini kemungkinan adalah dampak dari sistem masyarakat di NTT yang menganut sistem kekerabatan sehingga berdampak positif bagi kesejahteraan sosial di sana.
Baca di artikel "Kupang, Kota Tanpa Pengemis".
5. Bluetooth 5.0, seperti apa?
Bluetooth adalah teknologi nirkabel yang memungkinkan perangkat saling terhubung dengan koneksi yang cepat. Teknologi terbaru adalah Bluetooth 5.0 yang disematkan di Galaxy S8, apa keunggulannya?
Pertama waktu pairing perangkat bisa dua kali lebih cepat. Ini sangat berguna ketika pengguna akan melakukan transfer data antar perangkat. Kedua jangkauan yang lebih jauh. Bluetooth 5.0 bisa menjangkau perangkat hingga pada jarak 200 meter.
Ketiga bisa dihubungkan dengan dua perangkat sekaligus. Ini berguna ketika Anda tengah menggunakan bluetooth misalnya untuk headset dan ingin menggunakannya dengan perangkat lain.
Ulasan selengkapnya bisa Anda baca melalui tautan "Bluetooth 5.0, Apa yang Berbeda?".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.