Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Penertiban, Pemprov DKI Data Warga yang Bertahan di Pasar Ikan

Kompas.com - 08/05/2017, 19:08 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Satpol PP DKI Jakarta Jupan Royter mengatakan, pihaknya belum menentukan kapan penertiban kembali kawasan Kampung Akuarium, Pasar Ikan, Jakarta Utara, akan dilakukan. 

Jupan mengatakan, bersama Pemerintah Kota Jakarta Utara, pihaknya masih harus melakukan pendataan jumlah kepala keluarga yang bertahan di kawasan tersebut.

"Sudah ke wali kota (Jakarta Utara), sudah dilakukan pendataan," ujar Jupan saat dihubungi Kompas.com, Senin (8/5/2017).

Jupan mengatakan, selain pendataan, pihaknya akan melakukan pendekatan secara persuasif  kepada warga.

Pihak Pemkot Jakut dan petugas satpol PP yang melakukan pendataan akan kembali menjelaskan fungsi dari kawasan tersebut.

(Baca juga: Anies Minta Ahok Tidak Merasa Paling Tahu soal Penataan Pasar Ikan)

Menurut Jupan, setelah setahun ditertibkan, masih saja ada warga yang belum tahu mengapa kawasan itu ditertibkan oleh Pemprov DKI.

Sosialisasi ini dilakukan agar saat penertiban, warga bisa menerima keputusan dan juga untuk menghindari terjadinya kericuhan antara warga dan satpol PP.

"Dijelaskan ke mereka, dicek mereka punya rumah. Nanti disosialisasikan penggunaanya untuk apa. Lahannya untuk apa, kawasan untuk apa," ujar Jupan.

"Kami anytime, kapan saja satpol PP di tingkat kota siap (melakukan penertiban)," ujar Jupan.

Gubernur DKI Jakarta Ahok memastikan, pihaknya tetap akan menertibkan hunian liar berupa bangunan semi-permanen atau bedeng yang masih berdiri di Pasar Ikan dan Kampung Akuarium.

Menurut Ahok, penertiban harus dilakukan karena kawasan itu akan direvitalisasi untuk kemudian dijadikan area wisata bahari.

Sementara itu, warga Pasar Ikan meminta penertiban ditunda. Mereka meminta agar Ahok menunggu hasil dari gugatan kelompok atau "class action" yang telah mereka ajukan.

Adapun mediasi yang dilakukan Pemprov DKI dan warga Pasar Ikan menemui jalan buntu. Pemprov DKI dan warga akan melanjutkan gugatan tersebut di pengadilan.

(Baca juga: Mediasi Gagal, Pemrov dan Warga Pasar Ikan Selesaikan Gugatan di Pengadilan)

Kompas TV Pasca digusur setahun lalu, kini warga kembali menempati wilayah Kampung Akuarium, Pasar Ikan, Jakarta Utara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com