Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Anak Magang soal Kesabaran Ahok dan Pangkas APBD Rp 4,5 Triliun

Kompas.com - 11/05/2017, 16:29 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ismail Al Anshori, staf Gubernur non-aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang khusus menangani anggaran, menceritakan sosok Ahok saat awal dia masih magang di Pemprov DKI Jakarta.

Ismail menceritakan, Ahok adalah pemimpin yang penuh dengan kesabaran. Salah satu bukti hasil kesabarannya adalah memangkas anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) 2016 hingga Rp 4,5 triliun.

Saat itu, Ismail adalah salah satu anak magang yang membantu Ahok menyisir anggaran tersebut. Menurut Ismail, mereka bekerja sejak pagi hingga tengah malam, bahkan dini hari selama 11 hari untuk 'memelototi' anggaran tersebut.

"Jadi coba kalau enggak sabar, mau enggak kerja sampai pukul 01.30 melototin anggaran?" ujar Ismail saat dihubungi Kompas.com, Kamis (11/5/2017).

Baca: Cerita Pendukung Ahok yang Bermalam di Trotoar Jalan Mako Brimob

Ahok, kata Ismail, adalah gubernur yang memerhatikan anggaran hingga hal-hal terkecil. Ismail mencontohkan, Ahok bahkan sampai memeriksa banyaknya alat tulis kerja (ATK) yang ada di dalam anggaran.

Hasil pemeriksaan Ahok, Ismail, dan anak magang lainnya menunjukkan banyak pegawai Pemprov DKI yang menuliskan ATK jauh melebihi estimasi yang dibutuhkan.

"Itu kan jadi duitnya enggak kepakai, jadinya penyerapan rendah. Kayak gitu-gitu dia (Ahok) sampai mau memeriksa itu. Kalau enggak sabar, ngapain sih gubernur sampe kayak gitu," kata dia.

Dari hasi penyisiran itu pun ternyata banyak anggaran yang harus dipotong di masing-masing SKPD. Ismail mengungkapkan, total anggaran yang dipangkas ternyata mencapai Rp 4,5 triliun.

Baca: Pak Ahok Enggak Mau Menjabat di Pemerintahan...

Kesabaran Ahok

Menurut Ismail, bukti kesabaran lainnya, yaitu Ahok adalah pemimpin yang mau mengajari siapa pun. Saat mengajari orang lain, Ahok akan menjelaskan panjang kali lebar sampai orang yang diajari mengerti.

Selain itu, di mata Ismail, Ahok adalah sosok yang mau berargumen atau berdiskusi dengan orang lain.

"Dia mau berargumentasi sama orang, cuma kan orang karena ngelihatnya nadanya tinggi dan keras, seakan-akan otoriter, padahal menurut saya enggak," ucap Ismail.

Menurut Ismail, Ahok adalah orang yang mau mendengarkan orang lain, tanpa terkecuali. Ismail bercerita, dalam rapat-rapat, Ahok seringkali mendengarkan PNS yang masih baru.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Selain Gerindra, Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Juga Mendaftar Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Keluarga Pemilik Toko Bingkai 'Saudara Frame' yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Keluarga Pemilik Toko Bingkai "Saudara Frame" yang Kebakaran Dikenal Dermawan

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa

Megapolitan
 Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Aksi Lempar Botol Warnai Unjuk Rasa di Patung Kuda

Megapolitan
Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Satu Keluarga atau Bukan

Polisi Belum Bisa Pastikan 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Satu Keluarga atau Bukan

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi Bersama Kontras Tuntut Kemerdekaan Palestina

Megapolitan
Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Massa Gelar Demo di Patung Kuda, Tuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024

Megapolitan
Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Ada Demo di Patung Kuda, Arus Lalin Menuju Harmoni via Jalan Medan Merdeka Barat Dialihkan

Megapolitan
Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran 'Saudara Frame'

Ini Daftar Identitas Korban Kebakaran "Saudara Frame"

Megapolitan
Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Acungi Jempol Perekam Sopir Fortuner Arogan yang Mengaku TNI, Pakar: Penyintas yang Berani Melawan Inferioritas

Megapolitan
Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Megapolitan
Identitas 7 Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Belum Diketahui

Identitas 7 Korban Kebakaran "Saudara Frame" Belum Diketahui

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Telan Anggaran Rp 22 Miliar, untuk Interior hingga Kebutuhan Protokoler

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan 2024, Paling Banyak karena Korsleting

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com