Masa Pemulihan
Setelah sadarkan diri, Jamil belum bisa kembali hidup normal seperti sebelum ditabrak dulu. Selama dia koma, lehernya dilubangi untuk dipasang saluran pernafasan.
Menurut ayah Jamil, Ichsan, dokter melakukan hal tersebut karena banyak liur yang tersimpan selama Jamil koma.
Saluran itu pun telah dicabut sesaat sebelum Jamil sadar, tetapi efeknya membuat suaranya hilang sepekan lebih.
"Dia masih harus terapi juga. Pas dibawa pulang awal bulan kemarin, belum bisa berdiri. Ke mana-mana masih harus dipapah," tutur Ichsan.
Untuk pekerjaan dan aktivitas sederhana, Jamil sementara waktu tak berdaya. Seperti berdiri, makan, hingga ke toilet masih membutuhkan bantuan keluarganya.
Baca: Pengemudi Grab yang Ditabrak Angkot sampai Koma Dapat Motor Baru
Namun, perlahan tapi pasti. Jamil mulai menjalani beberapa tahapan terapi untuk mengembalikan fungsi otot dan saraf di badannya.
Sampai ditemui tadi, Jamil sudah bisa berdiri dan melakoni sejumlah aktivitas ringan. Tetapi, badan sebelah kirinya, termasuk tangan dan kaki, masih kaku.
Butuh waktu dan gerakan tersendiri agar Jamil bisa bangun, dari posisi duduk hingga berdiri. Saat berjalan, Jamil juga tidak menapakkan kaki terlalu jauh dan tangannya nampak meraba sekeliling, menjaga agar tetap seimbang dan tidak terjatuh.
Tidak banyak yang diharapkan Jamil selain bisa hidup normal seperti sebelum ditabrak. Dia ingin bisa cepat pulih seutuhnya dan kembali berkuliah, juga mengojek lagi.
"Alhamdulillah, keluarga dan teman-teman sangat dukung biar bisa cepat sembuh. Teman di Grab malah setiap hari mampir, main sekaligus nunggu orderan di rumah saya," ujar dia sembari tersenyum.
Manajemen Grab memberi kelonggaran dengan tetap menjadikan Jamil sebagai mitra pengemudi hingga kondisinya sembuh total.
Pihak kampus juga telah menerima permohonan cuti Jamil sampai bulan September 2016, hingga dia bisa kembali melanjutkan kuliah D3 Akuntansi di semester enamnya.