Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rizieq Shihab Panggil Tim Pengacara ke Arab Saudi

Kompas.com - 19/05/2017, 18:41 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab menanggil para pengacaranya ke Arab Saudi. Pemanggilan ini untuk membahas kasus yang dituduhkan kepada Rizieq.

Salah satunya, terkait kasus percakapan via Whatsapp berkonten pornografi yang diduga melibatkan Rizieq dan Firza Husein.

"Iya betul sebagian sudah berangkat hari ini. 9 (pengacara) berangkat, yang sudah di sana (Arab Saudi) 4 atau 5 (orang)," ujar pengacara Rizieq, Sugito Atmo Prawiro saat dihubungi, Jumat (19/5/2017).

Sugito menjelaskan, salah satu yang akan dibahas mengenai langkah hukum yang akan ditempuh jika sewaktu-waktu polisi menetapkan Rizieq sebagai tersangka kasus chat Whatsapp.

"Polisi kan punya wewenang pada waktu pemanggilan sebagai saksi tapi nanti tiba-tiba ditetapkan sebagai tersangka bisa saja. Itu kan harus mendiskusikan dengan Habib, tidak hanya dengan lawyer," ucap dia.

Baca: Polisi Yakin Rizieq Akan Penuhi Panggilan Setelah Visanya Habis

Sugito meyakini, kasus chat Whatsapp ini direkayasa. Ada pihak-pihak tertentu yang ingin membunuh karakter Rizieq. Atas dasar itu, Rizieq dan tim pengacara harus menyusun strategi menghadapi rekayasa ini.

"Dari kondisi seperti ini, mengantisipasi jika Habib Rizieq pulang, diminta keterangan dan ditingkatkan tersangka, apa sikap kita, apa mau prapradilan," kata dia.

"Ketika polisi punya wewenang, dia punya hak untuk memaksa harus menerima sebagai tersangka. Ketidakadilan ini membuat habib berpikir dua kali untuk pulang sebelum apa yang terkait persoalan ini matang. Harus ada strategi," sambungnya.

Dalam kasus chat WhatsAp berkonten pornografi, Rizieq sudah dua kali mangkir panggilan pemeriksaan polisi.

Baca: Tanyakan Keberadaan Rizieq, Firza Bilang Habib ke Mana Ya, Kok Enggak Pulang-pulang?

Pada panggilan pertama 25 April 2017, Rizieq berdalih sedang melaksanakan ibadah umrah. Dari Arab Saudi, Rizieq sempat bertolak ke Yaman untuk mengunjungi anaknya yang melahirkan. Ia kemudian juga ke Kuala Lumpur, Malaysia untuk menyelesaikan studinya.

Melalui tim advokasinya di Jakarta, Rizieq mengatakan ia tak berlari menghindari daftar panjang kasus hukumnya di berbagai daerah di Indonesia.

Rizieq menolak pulang ke Indonesia karena tak mau diperiksa dalam kasus chat WhatsApp berkonten pornografi ini.

Kompas TV Apakah Rizieq Shihab tidak mempercayai hukum di Indonesia?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com