Kata Edriana, saat ini penerima KJP ada sebanyak 600.000 hingga 700.000 siswa sedangkan penerima KIP ada sekitar 216.000. Penerima KIP di Jakarta biasanya adalah warga non-DKI yang bersekolah di Jakarta.
Setelah mengubah aturan, Anies-Sandi akan melakukan sinkronisasi data penerima KJP dan KIP itu.
"Jadi nanti dua-duanya (KJP Plus dan KIP) bisa dapat. Kita akan me-review kebijakannya," ujar Edriana.
Masalah "double budget"
Salah satu alasan Ahok tidak menerima KIP adalah khawatir ada double budget. Namun, Edriana menilai hal itu bukan bentuk double anggaran karena kegunaan KJP Plus dan KIP berbeda.
"Jadi KIP kegunaannya juga bisa dipakai untuk hal yang berbeda dengan KJP. Kalau kemarin dikatakan double budget ya enggak, karena peruntukannya berbeda," ujar Edriana.
Namun, Edriana tidak menyebut letak perbedaan pemanfaatan KJP dan KIP. Berdasarkan penjelasan dari situs www.kjp.jakarta.go.id, dana KJP hanya bisa digunakan untuk toko perlengkapan pendidikan dengan mesin EDC. Dana KJP tidak bisa ditarik tunai di bank ataupun ATM.
Dana KJP yang belum terpakai tidak akan hangus dan menjadi tabungan siswa. Selain untuk membeli kebutuhan sekolah, KJP juga bisa digunakan untuk membeli daging. SPP sekolah juga tidak perlu dibayar lagi karena langsung ditransfer dari pemerintah ke rekening sekolah.
Bagaimana dengan penggunaan KIP?
Berdasarkan situs www.indonesiapintar.kemdikbud.go.id, dana KIP juga digunakan untuk membantu biaya pribadi siswa seperti membeli perlengkapan sekolah. Dana KIP juga bisa digunakan sebagai uang saku dan biaya transportasi untuk siswa. Bisa juga untuk biaya praktik tambahan dan biaya ujian kompetensi.
Menurut Edriana, penggunaan KJP dan KIP berbeda sehingga tidak terjadi double budget. Edriana menegaskan, mereka akan mengevaluasi lagi aturan yang selama ini ada sehingga penerima KJP Plus nantinya juga bisa mendapatkan KIP.
"Kita me-review kebijakan yang selama ini melarang. Karena harus ada cantolan kebijakannya," ujar Edriana.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.