Taman Swadharma di Kelurahan Petukangan Utara, Jakarta Selatan, setiap hari terjaga bersih, nyaris tanpa sampah yang berserakan. Namun, di sana-sini mulai terlihat kerusakan yang mengurangi kenyamanan.
Tempat-tempat sampah, misalnya, sudah copot, miring, atau jebol. Lampu-lampu taman mulai hilang penutupnya. Juga, papan ring basket yang bengkok hingga 90 derajat sehingga tidak bisa digunakan.
Di salah satu sisi, tembok ambrol dan ditutup seadanya. "Tembok itu roboh waktu hujan deras dan sedang ada proyek di luar dinding itu. Kalau papan basket sampai bengkok begitu karena dinaiki anak-anak," kata petugas pengaman Taman Swadarma, Anwar, Selasa (23/5).
Menurut Anwar, kerusakan itu sudah dilaporkan dan dimintakan penggantinya kepada Suku Dinas Kehutanan Jakarta Selatan. Namun, mereka disuruh menunggu anggaran turun.
Kerusakan fasilitas taman ini mendorong sejumlah pemuda atau anak-anak untuk lebih merusak lagi. Coretan cat di beberapa bangku taman adalah contohnya.
Taman seluas 6.800 meter persegi itu juga tak mempunyai tempat penampungan sampah. Bungkus makanan dan kemasan plastik hanya ditumpuk di lahan cekung di salah satu sisi taman bersama sampah rumput dan dedaunan. Pada Selasa siang itu, beberapa pemulung mengais sampah-sampah yang masih memiliki nilai ekonomis.
Wagiman, salah seorang petugas kebersihan, mengatakan, sampah-sampah itu baru sekali diangkut sejak taman beroperasi pada 2015. "Selama ini, ya, kami tumpuk saja," ujarnya.
Truk sampah tak bisa mencapai taman ini karena jalan akses yang sempit.
Kondisi ini jauh berbeda dengan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Bhinneka yang berada di dalam Taman Swadharma. Kawasan RPTRA itu masih terawat dan bersih. Anak-anak asyik bermain di perpustakaan, ruang bermain, atau lapangan sepak bola.
Salah satu pengelola RPTRA Bhinneka, Dahlia, mengatakan, kerusakan kecil terjadi di RPTRA yang diresmikan pada Desember 2016 itu. Setelah dilaporkan kepada Kelurahan Petukangan Utara, kerusakan langsung dibenahi. Kebetulan, RPTRA itu masih dalam tanggungan PT Jaya Konstruksi Indonesia sebagai pembangun RPTRA. Kerusakan langsung diganti oleh perusahaan. "Dulu ada sebagian warga menolak RPTRA ini. Jadi, ada sakelar pompa air dirusak orang. Lalu, ada gagang pintu juga dilepas. Semua kami laporkan kepada kelurahan, langsung diganti Jaya Konstruksi," kata Dahlia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.