Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Polisi Jadi Sasaran Teror Bom Kampung Melayu?

Kompas.com - 26/05/2017, 22:21 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian menjelaskan alasan polisi menjadi sasaran utama berbagai teror bom, termasuk yang terjadi di terminal Kampung Melayu pada Rabu (24/5/2017) malam lalu.

Pelaku bom di Kampung Melayu dinyatakan dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang diketahui dipimpin Aman Abdurrahman dan berafiliasi dengan Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

"Tentu kita melihat memang Polri menjadi sasaran karena memang doktrin mereka. Kita harus paham bahwa ISIS itu dibentuk oleh dua komponen utama," ujar Kapolri Jenderal Tito Karnavian, di RS Polri Keramat Jati, Jumat (26/5/2017).

Tito menjelaskan, doktrin pertama yang dianut para teroris yang berkiblat kepada ISIS adalah tauhid wal jihad, serta komponen eks militer Saddam Hussein yang dibubarkan.

"Sehingga ideologi yang dibawa oleh mereka tauhid wal jihadnya adalah Takfiri," sebutnya.

Baca: Apa Analisis Kapolri atas Peristiwa Bom Bunuh Diri di Kampung Melayu?

Tito melanjutkan, aliran tauhid wal jihad di Indonesia dipimpin oleh Aman Abdurrahman pada tahun 2003 pada saat terjadi ledakan di Cimanggis, Jawa Barat.

"Pendukung utama dari tauhid wal jihad di Irak yang dipimpin oleh abu Muhammad Maqdisi, itu juga mengusung ideologi Takfiri, yang konsep utamanya adalah Tauhid, yaitu segala sesuatu harus berasal dari Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT," ucap dia.

Tito menyebutkan, paham ini menyebabkan konsep pemikiran bahwa mereka yang tidak sesuai dan tidak berasal dari Tuhan, dianggap haram atau kafir.

"Sehingga mereka menentang demokrasi Pancasila karena dianggap kafir atau kufur. Sehingga pendukung ideologi ini, pendukung negara ini, tentaranya dan Polri dianggap thagut (setan). Kemudian bagi mereka yang tidak satu aliran adalah kafir," ujarnya.

Baca: Kapolri: Polisi yang Gugur di Kampung Melayu dalam Keadaan Syahid

Kafir sendiri dibedakan menjadi dua jenis oleh para penganut paham ini.

"Kafir harbi adalah kafir yang dianggap atau dianggap memusuhi mereka, menyerang mereka. Sedangkan kafir kafir dzimi adalah yang tidak menyerang mereka tapi harus tunduk kepada mereka. Nah, Polri bagi mereka adalah kafir harbi," tutupnya.

Kompas TV Polisi menggeledah sejumlah tempat di Bandung, Jawa Barat, sepanjang hari ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Pemadaman Kebakaran 'Saudara Frame' Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Pemadaman Kebakaran "Saudara Frame" Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Megapolitan
Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran 'Saudara Frame' di Mampang Berhasil Dievakuasi

Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran "Saudara Frame" di Mampang Berhasil Dievakuasi

Megapolitan
Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com