JAKARTA, KOMPAS.com - Pengaduan warga di Balai Kota DKI Jakarta pada hari kerja pertama di bulan Ramadhan, Senin (29/5/2017), tampak sepi dibandingkan hari-hari biasanya.
Pantauan Kompas.com, tidak ada antrean di setiap meja bidang pengaduan yang ada di pendopo Balai Kota.
Para pegawai Pemprov DKI yang melayani aduan warga di setiap bidang pun mengakui bahwa warga yang mengadu cukup sepi hari ini.
Di bidang pendidikan misalnya, biasanya warga yang mengadu bisa mencapai 100 orang. Namun, pada Senin ini, pengaduan yang dilayani tidak mencapai 50 orang.
Selain itu, warga yang meminta tinggal di rusun biasanya mencapai 50-60 orang per hari. Namun, petugas di bidang perumahan/rusun hanya menerima 15 warga yang meminta rusun pada hari ini.
Baca: Ubah Pola Pengaduan Warga yang Biasa Dilakukan Ahok, Ini Kata Djarot
Di bidang kesehatan, warga yang mengadu biasanya lebih dari 10 orang. Namun, pada Senin ini hanya ada 4 orang yang mengadu.
Begitu pun dengan pengaduan di bidang ketenagakerjaan, perhubungan, perizinan, dan pengaduan umum, semuanya lebih sepi.
Kepala Bagian Administrasi Biro Kepala Daerah dan Kerjasama Luar Negeri (KDH dan KLN) DKI Jakarta Puspla Dirdjaja mengatakan, tidak ada perubahan waktu pengaduan selama Ramadhan ini.
"Pelayanan tetap ada, mulai tadi kan jam 07.00 sampai 08.30," ujar Puspla di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin.
Sejak Djarot Saiful Hidayat menjabat sebagai Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta, pola pengaduan warga dilayani sesuai bidang masing-masing.
Baca: Djarot: Ada yang Minta Rusun tetapi Ponselnya iPhone...
Pola pelayanan pengaduan ini berbeda dengan saat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Saat itu, biasanya warga mengambil nomor antrean untuk mengadu langsung kepada Ahok. Ahok kemudian menerima aduan-aduan tersebut dan ditindaklanjuti oleh SKPD terkait.
Aduan warga pun tidak dikelompokan berdasarkan bidang masing-masing, tetapi semuanya digabungkan menjadi satu.